‎ ‎

Cerpen "Sampai Menutup mata"

Cerpen "Sampai Menutup mata"  

            Raisya, gadis yang berparas cantik ini adalah salah satu siswi teladan SMA ter-favorit di Bandung yang duduk di bangku kelas  2 ipa satu. Sedangkan Nico, adalah salah seorang mahasiswa yang kini sedang menginjak pada semester lima di ITB Bandung. Perbedaan umur yang sangat jauh tersebut, tak pernah menyurutkan hubungan mereka. Terlebih mereka terlihat erat setiap kali di hadapan orang lain. Hingga membuat orang – orang yang berada disekitarnya menjadi kagum dengan tingkah Raisya dan Nico.

Menurut pandangan orang yang berada di sekitar mereka, seperti halnya Lusi yang nota bene nya adalah sahabat karib Raisya tersebut. Hubungan mereka tidaklah wajar. Bermula dari suatu pertemuan Training Robot yang diadakan di Universitas Nico. Hingga akhirnya Raisya terjebak dalam cinta lokasi. Tak hanya itu, dari awal mula nico menanyakan alamat facebook, hingga nomer handphone, akhirnya berakhir dengan sebagai seorang kekasih. Tak lama Raisya berkenalan dengan Nico. Hanya sebatas 6 bulan lamanya. Namun, kekuatan cinta diantara mereka begitu besar. Setiap badai yang akan menerjang hubungan Raisya dan Nico, selalu mereka hadapi bersama.

Singkat cerita, Raisya menjalin hubungan dengan Nico yang pada waktu Training Robot Cerdas bulan lalu yang menjabat sebagai seksi dokumentasi dekorasi. Hubungan mereka berjalan cukup singkat hanya setengah tahun lamanya. Tapi mereka tetap setia mencintai satu sama lain. Meskipun akhirnya Raisya harus kehilangan cinta sejatinya tersebut karena penyakit yang di indap oleh Nico. Namun demikian, cinta Raisya benar- benar tulus adanya. Hingga suatu hari, Raisya merasa kesepian karena ketidak hadirannya Nico dalam kehidupannya. Raisya tidak ingin kehilangan Nico. Tapi takdir berkata lain. Nico telah di ambil oleh_Nya. Dan tak akan ada lagi secercah senyum suci yang bakal menyelimuti kehidupan Raisya lagi. Dan yang ada hanyalah seberkas cerita yang tidak akan pernah di ulang lagi untuk kedua kalinya.
***
Embun pagi kian menyelimuti keadaan kota Bandung. Tak terlihat cahaya matahari yang memancarkan sinarnya. Yang ada hanyalah tetesan – tetesan udara yang terjatuh dari kaki langit. Namun demikian, tak seperti suasana hati Raisya yang kini sedang termenung di dekat jendela ruang tamunya tersebut. Dia terlihat menunggu seseorang. Seseorang yang tak lain adalah kekasihnya sendiri yang bernama Nico. Seseorang yang telah memberi warna dalam kehidupannya, dan memberikan makna tersendiri dalam hubungan mereka. sambil sesekali melihat handphone berwarna pink tersebut bersandar di atas tas nya.

            “Kak Nico kemana saja sich,.. ??  lama banget “ keluh Raisya dengan wajah yang membikin orang gemas melihatnya.
            Mungkin ikatan batin Raisya benar –benar tersampaikan kedalam lubuk hati Nico. Sehingga, begitu selesai berargumen. Seseorang telah datang di hadapan rumah Raisya. Dia mengenakan baju sport dengan motor kawasaki keluaran terbaru. Yang tak lain adalah Nico. Sang pujaanhati Raisya.

            “Maaf yach bidadari kecilku, nunggu lama “ terang Nico, memberikan helm yang tersedia di begian belakang motornya tersebut kepada Raisya.
            “Habis dari mana aja, sich ???” keluh Raisya sambil memasang helm pemberian Nico tersebut.
            “Tadi ada sedikit problem di rumah, jadinya datangnya terlambat dach” jelas Nico sambil merayu Raisya.
            Sebelum Raisya hendak membalas pernyataan Nico, dia segera menyela perkataan nya pada Raisya.“Jangan marah gitu donk.. maafin aku yach..” pinta Nico dengan wajah memelas pada Raisya.
            “Iya .. Yach...Aku sudaj maafin kakak kok...” kata Raisya, dengan senyumnya yang agak di paksakan sedikit itu.
            Mereka pun beranjak pergi meninggalkan rumah Raisya. Dan berangkat menuju tempat sekolah Raisya. Dan sebatas pertengkaran kecil seperti itulah yang sering mereka lakukan setiap hari.
***
            Di ruang laboratorium informatika SMA Negeri 1. Terlihat sosok gadis berambut ikal sebahu yang sedang sibuk memprogram robot fear fightingnya tersebut. yang tak lain adalah Raisya. Dengan di temani sahabat karibnya, Lusi. Dan juga teman – teman nya yang lain. Di sela – sela Raisya memprogram sensor robot fear fightingnya. Lusi menanyakan sesuatu hal kepada Raisya.
            “Sya,.. bagaimana hubungan kamu sama kak Nico..??? tambah romantis – romantis aja nich, tiap hari...???” ejek Lusi sambil makan snack yang ada di depannya.
            “Hem... ya begitulah. Doakan saja”. Begitulah jawaban singkat yang Raisya katakan pada sahabatnya itu.
            “Tapi kak, Nico nggak pernah nyakiti kamu kan, Raisya..???” tanya Lusi penasaran.
            “Jangan sampai..!!!!” sambil sesekali mengecek tulisan – tulisan yang ada di layar monitor laboratorium itu.
            “Oh yach,,.. nanti malam, mau nggak,.. nonton film di Bioskop dekat sekolah kita..??? sekalian ajak kak Nico juga, okaay..???” ajak Lusi sambil mendekat pada Raisya.
            “Hemmz.... akan ku usahakan, dech...!!!!” tutur Raisya, singkat.
            Mereka berdua pun melanjutkan kegiatan mereka sendiri, hingga tak terasa bel sekolah pun berbunyi nyaring nya. Menandakan seluruh siswa – siswi SMA Negeri tersebut untuk memasuki ruang kelasnya masing – masing. Raisya dan Lusi pun, juga beranjak dari katifitas mereka sedari tadi di laboratorium informatika sekolah. Mereka segera memasuki kelasnya di XI IPA 1. Kelas dengan penghuni siswa- siswi tergenius di sekolah.
***
            Di suatu tempat yang berbeda, tepatnya di taman kampus ITB, ada seorang laki – laki dengan tubuh tinggi besar dengan salah seorang temannya, yang punya hidung pesek sambil memegang handphone blackberry nya, dan satu teman yang lainnya, yang sedang membaca buku komik Naruto the series. Mereka tak lain adalah Nico dan sahabatnya, Andra dan Alex. Di sela – sela perbincangan mereka bertiga. Alex si maniak Naruto menanyakan sesuatu hal kepada Nico yang ujung – ujung nya bikin hati Nico menjadi sesak dan sakit. Bagaikan di sayat – sayat.
            “Co, apakah kamu sudah berterus terang pada Raisya dengan keadaan kamu sekarang ?” tanya Alex.
            “Aku tak ingin menyakitinya, Lex. Dia terlalu indah bagiku” tutur Nico.
            “Terus, apakah kamu tidak memikirkan perasaan Raisya juga ? dia pantas untuk tahu semuanya” sahut Andra.
            “Aku nggak tahu apa yang bakalan ku lakukan. Aku tak ingin kehilangan dia sepenuhnya, namun di sisi lain, aku juga tak ingin merahasiakan ini semua kepada Raisya. Aku bingung, Lex, Ndra..” terang Nico.
            “Aku punya ide ...!!!” usul andra pada kawan – kawannya.
            “Apa’an Ndra ??” tanya Alex penasaran. Sedang Nico sibuk memandangi foto gadis berwajah mungil di handphonenya. Dia terlihat tidak fit seperti hari – hari sebelumnya.
            “Nico, Apakah kamu mau menjauhi Raisya untuk beberapa hari ini..?? kamu kan tahu, kalau besok kamu harus menjalani operasi lagi kan..??” kata Andra.
            “Yang benar saja..??? itu sangat menyakitkan sekali bagi Raisya.”. Nico mengelak usul kawanya itu.
            “Daripada kamu harus melihatnya mengangis tersedu – sedu meratapi kondisi kamu saat ini, lebih baik lakukan saja. Ini demi kebaikan kamu dan juga Raisya

To be continue.... :D

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^

Chingudeul