‎ ‎

Catatan Harian 1 : Dua Hari yang Menegangkan



CATHAR (Catatan Harian)

Sabtu, 9 Mei 2015
2 Hari yang lalu, aku ditinggal sama 2 rekan kerjaku. Mereka adalah bagian pelayanan depan, bisa dibilang mereka penjaga toko di tempat bekerjaku. Sedangkan aku bagian “setting”. Baik setting tulisan, setting buku, dan semacamnya itu. 

(Ceritanya, bagian toko itu dihuni oleh 4 orang. 2 orang cewek-cewek, bagian pelayanan kepada pembeli langsung. Sedangkan 2 yang lain adalh bagian setting. Yaitu aku dan juga temanku, cowok)

Nha ceritanya, Hari Rabu 6 Mei 2015, Mbak yang pertama izin nggak bisa masuk karena ikut merabot di rumah temannya. Jadilah bertiga di toko. Humhh... tapi ini tidak lumayan berat lah penderitaanku... haaa... cek mnderitanya aja diriku :D

Pas hari Rabu itu, ternyata, mbak yang kedua juga ikut-ikutan leggrek habis acara resepsi penikahannya hari Senin yang lalu. Dia bilang, kalau mungkin hari Kamis, dia nggak janji bisa masuk.
“Aduhh payah ini” batinku mendengar penuturannya.

Iya memang sich, dia nggak enak badan sedari pagi. Pucet banget wajahnya. Iya udah, aku bilangin aja, besok nggak usah masuk, gitu. Adeklah jadi... Hari Kamis, Mbak yang kedua nggak masuk
*Jedarrrr “Kayak dunia runtuh” Ember... :P

Selanjutnya Hari Kamis, kini tiba saatnya perang pun tiba.

Aku yang nggak terlalu fasih tentang dunia ke-fotocopyan, kayak orang mamong bener. Memang sich, aku dibantu sama salah satu cewek bagian finishing di perusahaanku. Tapi aku tambah ruwet sebenarnya. Pasalnya, dia lumayan belum fasih ketimbang diriku. Dia sangat pemula dengan fotocopy. Huwwaaa... jadi, perlu sedikit waktu untuk mengajarinya sedikit-sedikit ilmu—ilmu yang aku punya tentang mem-fotocopy. Haaa...

Alhamdulillah juga, foto copyannya nggak terlalu parah, nggak rewel juga. Heee

Namun, ada sesuatu yangg nggak bisa aku fotocopy pas hari itu. Nah kebetulan, aku minta tolong sama asistenku itu, asieehh rekanku untuk menanganinya sebentar selagi aku masih ada keperluan ngetik sesuatu milik pelanggan lainnya.

Dan ternyata dia nggak bisa fotocopy buku dari ibu-ibu yang sudah kami (Personil toko utama yang cewek, aku dan 2 mbak2 yang nggak masuk) sebagai ibu “Rempong”. Ya ettdah, super ruwet pokoknya. “Maaf ya bu...  tapi dia ruwet gitu supaya kami-kami yang muda biar “nggeh dengan penjelasannya, supaya apa yang diminta tidak salah bin keliru. Sipp betul itu :D

Fotocopy buku ibu itu diambil saat jam 1 siang tiba. Tapi beliau baru memberikan bukunya jam 8. Bayangkan sudah, bagaimana repotnya seorang tulang setting bergulat dengan fotocopyan.??? 

Iya, saya coba inget-inget lagi materi awal saat aku pertama diberi kesempatan mendapat ambil jatah belajar mem-fotocopy.

Iya, aku berhasil, 2 fotocopyan miliknya telah selesai aku fotocopy. Tinggal satu buku lagi yang harus aku fotocopy. Alhamdulillah, sebelum jam 12 siang, aku sudah selesai meng-copy menjadi 10 buku. Aku meminta tolong 2 rekanku menata hasil fotocopyanku.

Terimakasih banyak ya kawan... Love you full :D
^Kalau nggak gitu mana selesai buku-buku yang difotocopy itu.
Tapi, sedikit-demi sedikit, semua kendala itu bisa aku atasi. Insya Allah...
Meski rada rempong riwa-riwi ke sana – kemari :D
Tapi biarlah, ambil hikmahnya saja... heee

Setelah berakhirnya hari Kamis, hari Jum’at pun tiba.

Pagi-pagi sekali, ada sms yang masuk sebelumku sholat
“Ma, sepurone yo, aku ndak iso budal dino iki. Aku sek loro. Sepurone yo Ma...”
Huwwaaaa....... aku meringis ya takut ya marah... akkhhhhh huumhh cemberut lagi dah L
Udah muka kusut, tambah kusut lagi, dah... *Jedeerrrr Haaaa

“Bismillahirrohmaanirrrohim, semoga nggak terlalu ramai, tokonya,” batinku ketika membuka pintu toko tempatku bekerja.

*Haa... doanya nggak nggenah yaa... kan kalau ramai, penghasilan hari itu pasti akan lebih banyak. Malah berdo’a semoga sepi, jadi. haaaa....

Dan ternyataaaaaa Hari Jum’at sangat rempong daripada hari Kamis kemarin.
Yang bantu aku di toko tambah banyak. 2 anak cewek yang kemaren sama temannya dikerahkan untuk membantuku melayani pembeli. Kesana kemari. Ya begitulah. 

Tapi demikian, aku masih kerepotan. Karena perlu mengajari mereka lagi, meski nggak dari awal. Humhhh.... semangat, batinku. Untung saja hari Jum’at tersebut aku nggak puasa. Kalau saja puasa, mungkin sudah aku batalin. Karena kemarin aku juga puasa, tapi nggak separah hari itu.

Terus, sore harinya, foto copyan yang satu rusak. Jadi Cuma jalan satu foto copy.
Beruntung sekali, meski capek-capek sangat. Aku bisa katakan jika “berhasil” mengarungi dua hari terberatku. Walau ada rasa mangkel sedikit. Haaaa....

Dan malam harinya, aku sudah nggak kuat sama tubuhku yang kurus kering ini.
Setelah sholat maghrib. Sehabis baca novel, belum sempat 2 halaman, udah tewas sampai malam.

Dari situ, aku banyak mengambil hikmah. Alhamdulillah.
1.       

  1.  Mbak – mbak yang kemarin nggak masuk, entah kenapa sakitnya kok tiba-tiba barengan sakitnya. Apa janjian, batinku. Mungkin saja Allah memberi waktu dua hari tersebut untuk bernapas lega menghirup udara di rumah mereka tanpa dibebani banyak tanggungan di toko. Karena sekali-kali mereka pasti sangat ingin tidak masuk sepertiku dan temanku. Aku memakluminya. Mereka butuh istirahat. Iya. Aku yang harus memahaminya. Iya bener. 
  2.  Saat mbak-mbak itu nggak masuk, aku sama mas temanku selalu berangkat pagi tak seperti biasanya. Karena tanggungan pekerjaan tersebut. Kalau nggak gitu, aku dan temanku nggak akan mau berangkat pagi-pagi. Haaaa.... 
  3.  Terus, saat aku dibantuin sama 2 rekanku di toko. Aku merasa ruwet sekali. Iya karena 2 orang yang belum  mahir seperti mbak-mbak itu sangat mempengaruhiku. Bisa dibilang, lebih baik 1 orang yang lebih bisa, daripada banyak orang yang sama-sama nggak tahu apa-apa. Makanya pas istirahat kepalaku cenut-cenut. Haaa...
  4. Ibarat sebuah permainan. Mbak-mbak tadi adalah bagian penyerang atau bentengku dan temanku. Sedangkan aku dan mas temanku, adalah bagian inti yang dilindungi oleh mereka. Kalau benteng yang nggak masuk, berakibat fatal sama pembeli. Iya karena mereka langsung bertatap muka sama pelanggan. Sedangkan aku dan temanku, kalau saja nggak masuk, akibatnya akan fatal pada pihak dalam. Seperti bagian percetakan, penyablonan, dan semacamnya. Mereka juga menanti settingan dari kami. Tapi begitulah, akibat yang ditimbulkan di luar lebih banyak dari pada di dalam.

Ya mungkin, sekian dari situlah aku mampu bercerita di hari ini. Humhh... ini aja aku  memotong jadwal waktuku sebentar untuk mengetik catatan harianku. Hee...

Selamat membaca ya gaes...
Jangan lupa tinggalkan komentar kalian, atau nggak kalian bisa chat bareng sama di kolom yang telah disediakan. Terimakasih :D

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^

Chingudeul