‎ ‎

Rinduku dan Cerita Akhir Pekanku



Dear, Imang....

Bagaimana kabarmu hari ini, di saat kamu menerima suratku ini. Apakah kamu baik-baik saja di sana ? Apakah kamu sedang menikmati liburan kuliahmu di depan komputermu? Ahh, kuharap kamu dalam keadaan baik-baik saja di sana ya. Dan aku berharap, kamu juga tidak mengalami pilek dan flu seperti virus langganan yang sering kamu derita saat musim hujan tiba. Hehehe.

Imang, aku rindu kamu. Aku ingin bertemu denganmu, mengingat terakhir kali  kita bertemu pada bulan September lalu, menyimpan segudang rindu kepadamu. Aku menunggu hari di mana kita bisa berjumpa lagi, Imang. Apakah kamu juga merasakan rindu yang semakin membuncah, seperti yang sedang kkurasakan saat ini ? aku harap begitu, Imang.

Imang, aku ingin bercerita banyak hal kepadamu. Seperti biasanya, saat kita bertemu, kamu  tak segan-segan mendengarkan kecerewetanku saat bercerita. Kuharap kamu juga tidak bosan-bosannya membaca suratku ini ya, hehehe.

Minggu ini, aku mengikuti sebuah even lomba menulis surat cinta dalam waktu tiga puluh hari, Imang. Pertama kali melihat banner dari sebuah blog milik temanku, aku sangat antusias sekali untuk mengikutinya. Tapi, apakah kamu tahu, jika aku nekat sekali untuk mengikuti even tersebut, karena sebenarnya program itu dimulai pada tanggal 31 Januari 2016, dan aku baru mengikutinya pada tanggal 1 Februari 2016.

Memang sedikit memaksa, tapi aku berharap semoga aku bisa konsisten menulis surat cinta dalam even menulis tersebut ya. Doakan aku, Imang. Aku yakin, kamu pasti akan menegurku jika tahu aku mengikuti lomba itu dengan tergesa-gesa dan juga tanpa pertimbangan sama sekali.

Aku juga mau bilang, kalau pada tanggal 31 Januari 2016 kemarin, setelah tahu info lomba tersebut, aku langsung menuliskan dalam kertas dan aku ketik lewat handphone, Imang. Nha, pada saat itu juga, aku belum menuliskan tugas-tugas untuk aku berikan kepada anak-anak didikku di langgar. Tapi, aku menulis RPP untuk materi malam itu, baru kemudian aku lanjutkan kembali menulis suratnya.

Kemudian, saat anak-anak sedang mengerjakan tugas, aku juga masih melanjutkan menulis. Tapi, begitu aku selesai, hujan turun dengan derasnya, ditambah lagi petir yang menggelegar, Imang. Mana aku mau ke warnet tidak bisa. Apalagi aku juga tak mempunyai kuota internet, ya sudah aku putus asa untuk mengikuti even itu. Aku sedih sekali, Imang.

Namun, siang harinya saat aku membuka twitter, ada teman yang juga baru mengikuti even itu. Jadilah aku dengan semangat menulis lagi surat cinta untuk even menulis itu, Imang. Alhamdulillah, aku benar-benar semangat lagi untuk menulis dan mengetiknya di komputer, Imang.

Doakan aku terus ya Imang, semoga aku juga berhasil konsisten menulis hingga tahap akhir. Dan semoga, kamu tetap semangat menuliskan resensi untuk blog kamu, ya. Semangat, kamu juga pasti bisa mencapai cita-citamu menjadi editor di sebuah penerbit. Hehe

Mungkin itu saja yang mungkin bisa aku ceritakan kepadamu, Imang. Lain waktu, aku akan sharing lagi cerita-cerita terbaru ya. Aku tunggu juga balasan  surat darimu, Imang.

Miss you so much, Imang.

Dari yang selalu merindukanmu,
-Rohma-



Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^

Chingudeul