‎ ‎

Dibalik Hitam Putih dan Reuni



 Bismillahirrohmaanirrohim …


Perpisahan bukan berarti sebuah akhir dari segala cerita. Tapi perpisahan bisa bermakna  seperti persiapan untuk bertemu kembali atau pertemuan yang akan datang.   


Layaknya seperti masa-masa sekolah yang tak pernah terulang kembali namun tetap bisa bersua dengan orang-orang yang terlibat di dalamnya di lain hari, di tempat yang berbeda selain di sekolah.

Reuni Akbar yang menjadi ajang pertemuan seluruh alumni Yayasan Pendidikan Al-Hidayah, Karangduren Awal bulan Mei kemarin menjadi salahsatu momen pertemuan kembali dengan teman-teman yan pernah lulus dalam satu angkatan atau dengan para pengajar ketika masih duduk di sekolah yang dinaungi Yayasan Pendidikan Al-Hidayah ini.


Dalam 1 yayasan terdapat 3 lembaga sekolah, yakni TK. Muslimat NU atau biasa dikenal sebagai TK. Al-Hidayah, SD Al-Hidayah dan MI Hidayatul Mubtadiin, serta SMP. Al-Hidayah. Sedangkan saya adalah alumni dari TK dan SD Al-Hidayah yang lulus pada tahun 2007. Untuk SMPnya, saya berhijrah di Kecamatan.

Dua minggu sebelum hari H, banner untuk acara Reuni telah disebar di media social terutama facebook yang banyak dimiliki oleh sebagian orang. Sebenarnya saya sedikit bermalas-malasan untuk ikut, pasalnya teman-teman seangkatan dengan saya, banyak yang merantau di pulau seberang, di kota besar. Sedangkan hanya segelintir teman yang masih setia tinggal di desa tercinta kami. Salahsatunya saya sendiri. Bahkan, sahabat karib saya ketiga-tiganya sibuk dengan aktifitas mereka. Lebih lagi, Amalia – sahabat saya – yang tinggal di dekat sekolah malahan tidak tahu jika ada acara reuni. Waduh… karena memang dia jarang aktif di dunia social media. Dia juga tinggal di asrama tempatnya kuliah di Jember.

Ya sudahlah, akhirnya  ketika hari itu tiba, saya tetap akan berangkat meski tidak berjumpa dengan kawan seperjuangan di SD. Saya pun memutuskan untuk berangkat bersama adik kelas saya yang juga teman mengaji sekaligus tetangga dekat rumah, namanya Ulwiy. Tapi saya lebih sering memanggilnya dengan nama Lia.

Sebelum memasuki tempat acara di lapangan sekolah SMP Al-Hidayah, saya menyempatkan diri untuk take a pict sebentar sembari bernostalgia ria di sekolah. Dengan menggunakan gamis dengan bahan yang jatuh dan lumayan tebal, namun tidak terawang, tidak membentuk tubuh, serta membuat saya nyaman, saya sedikit malu-malu kucing ketika dipoto sama Lia. Hehehehe. Awalnya saja antusias, tapi ujung-ujungnya hasilnya seperti orang dengan wajah memelas. Hehehe. Seperti inilah snapshot kami sembari berlenggak lenggok bak artis kampungan. Xixixixi.

Foto bersama Bu Laili yang pernah mengajar sebagai guru matematika

Berlenggak Lenggok Bak Model Amatir


Mengenai model gamis yang saya pakai ketika acara Reuni Akbar kemarin adalah jenis gamis yang paling saya sukai. Karena untuk lingkaran pinggangya ukurannya sedikit mengecil, barulah melebar hingga bagian bawahnya. Selain itu, bahannya juga adem dan tak membuat gerah. Meski sebenarnya bukan terbuat dari bahan jenis katun.

Gamis berwarna hijau tersebut adalah hasil tengok-tengok di mbah gugel, lalu diubah sedikit oleh penjahit langganan saya. Gamis ini memiliki model tanpa lengan, serta perlu memakai spandek terlebih dahulu, barulah memakai gamis. Tapi saya begitu nyaman ketika memakai gamis ini.

Model gamis yang seperti ini yang sangat saya sukai. Karena lebih simple, tanpa manik-manik yang berkilauan, serta bahan yang terawang dan pastinya nyaman ketika dipakai.


 
Terlihat Simple dengan kesan cewek banget

Kalem banget kalau pakai gamis semacam ini

Gamis dengan model shanghai, seperti gamis hijau saya



Kalau kalian, gamis yang model bagaiman yang paling kalian sukai untuk acara sehari semalam? hehehehe...

Nah, setelah agak lama bercengkrama dengan beberapa guru sembari mengabadikan momen melalui poto, saya pun segera memasuki acara utama diadakannya acara Reuni. Dan setelah saya mengitari sejumlah orang yang telah duduk di lantai berkarpet, saya tidak menemukan batang hidung teman saya. Sama sekali. Jeder!!!. Yah… meski ada teman lelaki saya yang tinggal dekat sekolah, juga tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali pada acara tersebut. Tapi, saya senang, karena bisa bertegur sapa dengan bapak ibu guru yang pernah mengajar saya, beserta adik-adik kelas saya. Alhamdulillah.

Memang sih, acara reuni akbar ini ditujukan untuk alumni Al-Hidayah dari angkatan pertama hingga lulusan terbaru di tahun ini. Tapi sayangnya, acaranya memiliki kesan yang seperti sebuah lembaran kertas hitam di atas putih. Jadi, tidak hanya ada acara reuni saja, tapi malam harinya ada pengajian. Namun pengajiannya tidak disebutkan dalam rangka khotmil qur’an Taman Pendidikan Qur’an di SMP. Tak hanya itu, kebetulan lagi, di acara malam harinya, ada dua pengajian di desa saya. Yang pertama di adakan di Al-Hidayah dengan menghadirkan wakil bupati Jember, sedangkan pengajian kedua diadakan di desa sebelah yang mengundang kelompok sholawat yang terkenal di kalangan masyarakat kami. Pastinya ada beberapa pihak yang beranggapan kalau orang-orang di desa Karangduren akan berpindah haluan mengikuti pengajian di kampong sebelah.

Jadi, saya dan beberapa adik kelas ketika SD, diberitahu oleh Bapak guru untuk kembali lagi ke sekolah, setelah menjelang sholat isya’ nantinya. Karena akan diadakan pengajian yang dihadiri oleh bapak wakil bupati.

Sebagai alumni yang baik hati. Esiehh. Saya pun berangkat kembali memenuhi acara pengajian. Alhamdulillah, ternyata masih ada banyak warga desa Karangduren yang berangkat menghadiri pengajian di Al-Hidayah. Senang bukan main, meski pengunjungnya bisa dipastikan lebih banyak di kampung sebelah yang dihadiri oleh warga dari beberapa kecamatan.

Nah, meski malam harinya pengajian, saya masih tetap setia memakai gamis hijau seperti acara reuni. Nyaman? Iya banget.

Berjumpa lagi dengan teman ngaji yang sekolah di Jember - Bela

Pengisi Acara : Bapak Wakil Bupati Jember


Bersama Kakak Kelas yang pernah belajar di SMP Al-Hidayah
 
Dari pengajian yang dihadiri oleh Bapak Wakil Bupati Jember, Bpk. Muqith. Saya mendapatkan pencerahan untuk berhati-hati dengan peredaran obat-obatan, serta kasus-kasus yang marak terjadi di lingkungan Kabupaten Jember.

Sedangkan untuk pengisi ceramahnya diisi oleh Ibu Nyai, namanya lupa tapi. Hehehe. Beliau mengatakan untuk semangat dalam sholat berjamaah. Apalagi yang dekat dengan mushola atau masjid, datang terlambat dibandingkan yang rumahnya jauh, namun semangat untuk datang sebelum imamnya datang. Tamparan keras buat saya ini

Alhamdulillah… dalam sore hari dan malam hari pada tanggal 2 Mei 2016 kemarin, saya bisa mendapatkan ilmu dari cerita para alumni yang bisa dikatakan sepuh kala mereka masih belajar di Al-Hidayah, dan suasanya masa itu, serta ilmu untuk tepat waktu sholat, utamanya berjamaah, maupun berhati-hati berkenalan dengan orang baru, apalagi yang terlihat mencurigakan.

Eh ternyata, cukup panjang juga ceritanya. Hehehe…  Semoga apa yang saya tulis tentang Dibalik Hitam Putih dan Reuni ini bisa bermanfaat ya, temans. Khusunya bagi saya sendiri, xixixi.

Terima kasih, ^_^

Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya…


11 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. reuni selalu dirindukan, pulang membawa kenangan,hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Weheheehee... benar sekali mas...
      Kenangan yang takakan pernah terlupakan, hehehee...

      Hapus
  2. Udah lama banget gak ngrasain yang namanya reuni

    BalasHapus
  3. Udah lama banget gak ngrasain yang namanya reuni

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wehh... Semoga suatu hari nanti bisa Reuni bareng teman-teman, atau saudaranya mbak,e ya ^_^

      Hapus
  4. duuhh senengnyaaa yg habis reuni, jd pengen reuni an jg nih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hee... Alhamdulillah senang banget mbak Inda :D
      Semoga bisa reuni brsama temen2nya mbak.e ya... ^_^

      Hapus
  5. Yipiiii cakep2 banget tuh model hijabnya.Dijamin non udah asli cantik pake hijab keren tambah menawan deeeh☺

    BalasHapus
  6. Wah beda kita say, aku sukanya yang langsung lengen panjang, soalnya aku suka kegerahan klo doble manset
    Saat ini aku suka gamis dari bahan satin ato wolfos, lebih adem

    BalasHapus

Chingudeul