‎ ‎

Menanggapi Makna Siapakah “Relawan” itu?




 Doing nothing for others is the undoing of ourselves – Horace Mann



Bismillaahirrohmaanirrohim…
Halo gaes… see you again here. Alhamdulillah saya bisa tampil di rumah maya ini kembali, menyapa kalian semua dengan membawa tema menarik nih. Tulisan ini berdasarkan arisan link Blogger Jember Sueger yang digagas sama Mbak Prita HW. Kebetulan waktu kopdar kemarin nggak ikut, dan dapat bocoran jika arisan link pertama kali jatuh pada nama blogger Jember bernama Suga Tangguh. Pernah tahu, atau kenalan dengan dia? Yah… untuk perkenalan dengan blogger bernama Sugatangguh tersebut, keep dulu ya, nanti akan saya beberkan setelah menjawab makna “Relawan” yang pernah diajukan oleh pemenang arisan link di blognya tersebut.

Oke, check this out gaes…

SIAPAKAH RELAWAN ITU?


Sebelum membuka KBBI, saya hanya menebak-nebak, juga memaknai dari keadaan sekitar jika “Relawan” itu sendiri berarti Sukarela-Sukarelawan. Bisa dibilang, mereka adalah orang-orang yang rela, ikhlas dalam menolong, maupun ikut terjun langsung dalam membantu sesama.

Kalau dalam pelajaran IPS yang dulu pernah saya pelajari di Madrasah Tsanawiyah, melihat dari sejarah manusia sendiri, jika mereka, kita, tidak bisa hidup sendiri, bahkan dari hal remeh pun kita masih butuh bantuan orang lain. Contoh kecil, ketika ingin punya baju, kita perlu beli baju jadi atau kain. Nah, baju tersebut gak ujug-ujug jadi begitu aja tanpa campur tangan penjahit, juga pengrajin kain, juga orang-orang dibalik proses pembuatan kain tersebut, sehingga tercipta kain-kain beaneka ragam untuk bisa disulap menjadi baju yang siap dipasarkan. Maupun contoh-contoh lainnya.

Demikian juga dengan hidup bersosialisasi, manusia nggak bisa hidup sendiri karena manusia memang makhluk sosialis. Kalau ingin hidup sendiri, ke hutan aja. Itu istilah kasarnya. Hal itu juga berkaitan dengan makna “Relawan”. Andaikata seseorang mengalami musibah, tentu jika mereka yang tahu kesedihan yang dialami orang tersebut, tanpa diminta atau secara refleks orang lain akan ikut andil dalam membantu orang itu.

Seperti naluriah manusia yang membawa misi tolong menolong dalam hal kebaikan, bukan tolong menolong dalam kebaikan ya… kalau dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

 Wata’aawanuu ‘alal birri wattaqwaa, wa laa ta’aawanuu ‘alal ismi wal ‘udwan, wattaqullah. Innallaha Syadiidul ‘iqoob”
Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [QS. Al-Maidah – 5:2]

Di mana pun tempatnya, selama masih ada umur, manusia tetap membutuhkan pertolongan manusia lainnya. Bahkan saat ajal tiba pun, juga akan tetap butuh manusia lainnya. Nah, hubungannya dengan relawan itu apa? Ya mereka-mereka yang secara tidak langsung ikut membantu saudaranya yang mengalami kesusahan itulah yang disebut sebagai relawan. Ikut turun tangan membantu saudaranya, tanpa meminta timbal balik apapun, jasa apapun yang dilakukan secara sukarela. Bisa dikatakan, Relawan itu sama maknanya dengan Suka nggak suka, harus rela. Oke… pikir-pikir aja kalau ntar mati, siapa yang akan bantu? Mau mandiin sendiri? Ngafanin sendiri, nggak kan? Hehehe…

Kalau di desa sekitarku, seperti inilah kegiatan sukarela yang dilakukan warga saat membangun masjid.
 
Pembangunan Masjid di Desa Wringintelu

Saling bergotong royong

 [ Khairunnas Anfa`uhum Linnas ]

sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat banyak terhadap manusia lainnya.

SUDAHKAH SAYA MENJADI RELAWAN?


Jika ditanya demikian, Alhamdulillah saya masih berusaha untuk melakukannya. Pertama kali ikut terjun langsung itu, juga ada sisi malasnya. Tapi kalau dipikir ulang, kegiatan sosial ini juga banyak manfaatnya kok. Hanya dari saya sendiri saja yang tak pandai melihat bagian positif kegiatan tersebut.

Waktu itu, saya pernah ikut kegiatan IPK (Ikatan Pemuda Karangduren) yang ada di desa, yang mana saat itu, kami menyalurkan potensi yang dimiliki tiap anggota sesuai bidang yang didalami dalam membantu mengajari materi tambahan untuk adik-adik SD di luar jam sekolah. Tapi sayangnya, organisasi ini vacuum hingga sekarang, karena tidak mendapatkan sambutan baik dari pihak kepala desa Karangduren.

Selanjutnya, Alhamdulillah juga, saya ikut terlibat dalam proses belajar mengajar di Madrasah Diniyah setelah sholat maghrib. Jadwal saya hampir setiap hari kecuali malam Jum’at, libur dan malam Selasa, ngaji bersama murid-murid lainnya di surau. Salahsatu kegiatan yang waktu itu bikin malas datang, karena harus ngajar setelah pulang kerja. Tapi begitu dipikir-pikir lagi, kalau saya nggak memanfaatkan waktu dengan baik setelah sholat maghrib, tentu akan terbuang sia-sia. Kadang kalau nggak ada aktivitas, cuman mainan hape, baca-baca, nonton tivi, monoton juga. Kalau persoalan capek, itu juga relatif, semua orang tentu juga akan mengalami hal yang sama. Jadi, capeknya juga bareng-bareng, bukan saya sendiri.

Masalah lainnya, anak-anak yang di ajar di kelas saya super aktif. Tapi, ketika sudah tahu dan mengenal lebih dekat mereka, Alhamdulillah sedikit demi sedikit, mampu meng-handle mereka.

Selanjutnya, dengan ikut Kelas Inspirasi. Sejauh ini, saya masih ikut di Kelas Inspirasi Jember, Bali, dan Probolinggo. Tapi, saya lebih banyak mendapatkan manfaat yang didapat setelah ikut terlibat menjadi relawan pengajar dalam kegiatan itu. Meski harus ijin kerja, itu sudah konsekuensi yang saya ambil. Asal kegiatan saya tersebut tetap jalan. Senang bisa berbagi dengan anak-anak SD, terinspirasi lebih banyak dengan mereka, mendapatkan teman baru, juga menjalin komunikasi dengan orang-orang yang sebelumnya belum pernah saya temui.

Oh iya, baca juga tulisannya Mas Suga tentang “Relawan” versinya ya…


Walaupun begitu, kegiatan sebagai seorang relawan ini jangan sampai pupus hingga maut menjemput. Sebagai Khalifah di bumi ini, kita perlu bersosilisasi dengan baik kepada makhluk-Nya. Ambil sisi positif dalam kegiatan menjadi seorang “Relawan”. Karena sesungguhnya, memberi lebih banyak itu lebih menyenangkan.

So, kalau ditanya Siapakah Relawan Itu? Mereka yang rela membantu sesama tanpa meminta timbal balik berupa uang, jasa, dengan lebih mengedepankan sisi sosialisasi dan menghargai makna kebersamaan juga keharmonisan kepada sesama.

Akhir kata, saya ingin sisipkan satu quote ini untuk kita semua. Keep in mind this quote.

“Remember that the happiest people are not those getting more, but those giving more.”
H. Jackson Brown Jr.

Untuk perkenalan tentang siapakah sosok blogger bernama Suga Tangguh itu? Klik link berikut ini ya gaes…


Referensi :


7 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. wah, alhamdulillah masih terlibat ngajar ngaji di surau ma adik2 ya mah, bagus tuh mah misal disitu juga dikasi sudut baca mini gitu, tar tiap seminggu sekali ada berbagi apa gitu, kajian kisah nabi dari buku misalkan :)

    Aku pernah smart camp ma Insan Baca di kaki gunung Panderman, TPQ nya itu punya jadwal yg beda2 kreativitasnya. Dan, saat kami membantu 1 dos buku, kemuadian berkembang, hingga kini jadi rujukan TPQ se kota Batu.

    Insyaallah kalo misal hal kecil dibuat semenarik mungkin, pengajarnya juga ga akan boring. Dan, that's life for..meski kadang2 misal malas atau lelah, nah brarti butuh suntikan dan kreativitas yg baru :)

    Let's start :) Kesimpulan kita di akhir samaan, sbg khalifah di muka bumi. Dan itu tugas berat dan panjang memang :)Tapi jd ringan kl dipikir dan dikerjakan bareng2. Jadi ga harus nunggu KI lagi Mah, memajukan kampung sendiri dan rekrut volunteer sendiri, jadi pembaharu kampung :)

    BalasHapus
  2. Wuaw keren mbak 👏👏👏
    Masih ngajar bada magrib, padahal lelah banget ya habis kerja
    Belom lagi blogging
    Beh super bangeeeet

    Inshaa Allah rejeki lancar teruuuuuus

    BalasHapus
  3. Btw, ntar ikut KI lumajang ya 😉

    BalasHapus
  4. Wah udah ikut Kelas Inspirasi di tiga tempat, keren Rohmah.
    Ngomongin relawan jadi inget waktu jalan kaki cari becak, ada seorg Ibu yg tak kukenal menawarkan jasanya, ikut naik motor dia, satu jalanan katanya. Kebaikan kecil yang sudah lama terjadi, tapi masih kuingat sampai sekarang. Buatku dia termasuk relawan juga :)

    BalasHapus
  5. Kalau dek rohmah aku percaya seterong hahahha, semoga kegiatan relawannya barokah. Bukan tentang seberapa banyak kita melakukannya tapi berapa besar terserapnya oleh mereka. Semangat menginspirasi

    BalasHapus
  6. Rohmah kamu keren karena kamu aktif. Kelak banyak manfaat yang bisa kamu dapat dan kamu share pengalaman kamu ke adik-adik bahka. Anakmu kelak. :D

    BalasHapus

Chingudeul