Assalamu’alaikum
teman-teman…
Bagaimanakah
kabarnya hari ini? Semoga senantiasa sehat selalu ya. Bagaimana puasanya di
minggu kedua ini? Apakah sudah ada yang bolong karena satu atau dua hal? Hehehe…
kalu saya sih, sudah 2 hari ketika awal puasa itu. Kalau kalian gimana?
Tiap pagi hari
setelah ngaji atau baca buku, biasanya saya mendengar salah satu radio
terkemuka di kota Jember. Tak hanya itu, saya juga langganan pesan BC
[Broadcast] melalui BBM stasiun radio tersebut. Nah, kebetulan tadi pagi ketika
sedang asyik baca buku, karena kebetulan puasa, dan aktifitas di pagi hari juga
tak terlalu banyak, saya mendapat Pesan Broadcast dari program “Komentar
Rakyat” yang kerap kali saya simak di radio favorit saya satu ini yakni
Prosalina Radio.
Di dalam pesan
via BBM itu tertera seperti ini :
Sebelumnya,
komentar rakyat itu adalah salah satu program kesukaan saya di Prosalina.
karena, dengan mendengarkan informasi terkini terkait berita yang hangat di
kota, saya banyak melek dan mengetahui
sedikit demi sedikit komentar atau pendapat dari masyarakat Jember
terkait satu tema yang disajikan.
Berhubung tema
pagi ini menarik bagi saya, akhirnya saya mencoba menuliskan terkait pendapat
saya tentang BC tersebut. Sebenarnya saya bisa komentar via BBM, Facebook,
Whatsapp, atau line telepon. Tapi, rasanya saya cukup menuliskan dari blog ini
saja. Nggak tau kenapa kurang pede untuk berkomentar langsung. Soalnya pernah
satu kali saya komentar pas jadi illfeel loh. Wehehee
Kalau mungkin
kurang jelas tulisannya di gambar tersebut, saya akan coba menuliskan kembali
ya, teman-temans…
“Pemerhati, tahun ini honor guru ngaji tidak dicairkan pada saat ramadhan. Pemkab masih terus mendata guru ngaji dan menunggu pembahasan Perubahan APBD (P-APBD untuk menaikkan besaran honor mereka hingga 3x lipat. Apa komentar anda?”– Prosalina Jember
Seperti yang
saya ketahui melalui penuturan dari dua presenter pagi tadi dalam “Komentar Rakyat” mengatakan jika Bupati dan
Wakil Bupati Jember memiliki 22 janji kerja, yang salahsatunya adalah menaikkan
honor gaji guru ngaji 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Bu Faida adalah Bupati
pada periode pemerintahan Kota Jember terhitung mulai bulan Februari 2016 kemarin.
Bu Faida menjabat sebagai Bupati bersama dengan wakilnya yang bernama Bpk.
Muqit.
Untuk keterangan
lebih lanjut mengenai informasi ini, akan saya kutipkan isi dari berita di topik
utama komentar rakyat.
Menyikapi hal
itu, menurut saya yang notabene guru ngaji yang hanya sekedar berbagi ilmu
kepada adik-adik ngaji saya sesuai dengan isi kitab dan juga ilmu pengetahuan
yang saya dapatkan dari guru ngaji saya sebelumnya atau melalui buku pendukung
lainnya, tidak terlalu cemas dengan kenyataan tersebut.
Karena pada
dasarnya saya mulai mengajar madrasah diniyah di Ponpes Miftahul Huda mulai tahun
pertengahan 2015 lalu, dan saya juga memiliki aktifitas untuk bekerja setiap
hari kecuali hari minggu atau tanggal merah. Kemungkinan dari sisi tersebut
itulah saya tidak terlalu antusias kalau ada honor untuk guru ngaji yang
diberikan oleh pemkab Jember atau honornya tidak dicairkan. Ya, saya masih
punya tunjangan untuk hari raya dari pekerjaan saya itu.
Sebelumnya,
penerimaan honor guru ngaji itu dicairkan di pertengahan bulan ramadhan untuk
persiapan menyambut lebaran. Saat itu, menurut informasi dari mbah atau pun
keluarga yang menjadi guru ngaji di tempat madin saya saat ini. Besar uangnya
adalah Rp. 400.000,- kebetulan saya yang mengetikkan undangan untuk pertemuan
tersebut, tidak boleh diambil oleh yang selain bersangkutan.
Dan menurut
berita yang beredar untuk tahun ini pencairan dana honor guru ngaji diambil di
kantor pos, bukan melalui musyawarah di satu tempat di salah satu desa. Nah,
sedangkan berita yang disampaikan dari Bpk. Imam Bukhari [Kepala Kesejahteraan
Rakyat Pemkab Jember] mengatakan, karena adanya perubahan regulasi dalam
verifikasi guru ngaji yang mendapatkan bantuan menyebabkan bantuan tersebut
tidak bisa dicairkan di bulan ramadhan. Kira-kira,
pencairan bantuan tersebut akan jatuh pada bulan September, karena masih ada
proses verifikasi guru ngaji yang tersebar di kota Jember sebanyak 27 ribu
orang.
Weh, bayangkan…
sebanyak 27 ribu itu lumayan temans…
Sebenarnya pencataan
untuk guru ngaji di beberapa desa juga pernah ditanya di desa tempat saya
bekerja menjelang bulan ramadhan. Berarti benar kalau bantuan tersebut masih
belum bisa dicairkan bulan ini. Karena masih mendata ulang lagi guru ngaji.
Karena,
bantuan guru ngaji meningkat 3 kali lipat dari 400.000 menjadi 1.200.000, beh,
kalau secara pandangan saya dengan wajar, pasti saya mau banget jadi guru ngaji
kalau setiap tahun dapat gaji sebanyak itu. Huahaha….
Tapi Alhamdulillah,
semoga saya tidak terjebak dengan bantuan-bantuan tersebut untuk mengendorkan
semangat saya mengajar di tempat saya mengaji. Melihat anak-anak kecil ngaji
itu sungguh-sungguh subhanallah loh, teman. Karena masih ada anak kecil yang
mau belajar agama. Hehehe
Jangan tanya
besaran bayaran saya mengajar ya, saya nggak terlalu mengurusi itu-itu. Kalau kebetulan
memang ada rizki, bibi saya yang juga membagi amplop kepada guru-guru dari pendidikan
PAUD, TPA, maupun Madin termasuk saya secara Cuma-Cuma. Tapi juga tidak bisa
setiap bulan ya gaes, yang penting lillah membagi/menyebarkan ilmu kepada anak-anak
didik supaya mereka faham dan mnegerti dengan ilmu agama. Insyaallah. Semua juga
tergantung niat masing-masing guru.
Emang, ada
niatan awal ketika disuruh bantu mengajar saya sempat berpikiran dari
honorarium guru itu. Tapi kalo dipikir-pikir usaha saya mengajar seperti sirna,
ga tercatat sama gusti Allah. Maka dari itu, saya telah mengubah prinsip saya
jauh-jauh hari dengan bantuan tersebut. Kalau ada rezeki yang dilimpahkan nggeh
saya terima. Kalau nggak ya taka pa.
Mengutip dalam
QS. Muhammad (47) ayat 7:
Artinya:
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu
Jadi, menurut
pendapat saya terkait “Komentar Rakyat”. Jangan jadikan kedudukan sebagai guru
ngaji itu sebagai pekerjaan atau lebih-lebih pekerjaan utama. Anggap hal itu
sebagai tabungan amal untuk masa depan di akhirat kelak.
Jangan resau
karena bantuan belum dicairkan tepat di bulan ramadhan untuk persiapan hari
raya idul fitri. Allah itu maha kaya, kalau seandainya memang guru ngaji itu lillah,
pasti beranggapan kalau Allah akan memberikan rizki dari jalan manapun. Untuk menafkahi
keluarga di bulan suci ini, bisa kok dengan bekerja apapun di lingkungan
sekitar. Ada saja kok pekerjaan-pekerjaan yang masih membutuhkan keahlian kita,
jika mau mencarinya. Mau berusaha. Apalagi niat untuk menafkahi keluarga. Semoga
Allah memudahkan usaha tersebut. Lagi pula Allah juga berfirman kalau ada orang
yang membantu menegakkan agama islam, Dia akan membantunya. Hehehe.
Positif thingking
saja, jika memang proses verifikasi atau pencatatan data guru ngajinya masih
belum terselesaikan.
Cukup panjang
juga ya postingan saya, hehehe. Tapi, semoga apa yang saya sampaikan saat ini
bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya. Dari sini saya juga berani
belajar untuk menata niat dengan baik. Dan yakin jika Allah akan menolong
makhluknya yang mau menolong menegakkan agama-Nya - islam salah satunya dengan
menjadi guru ngaji. Amin Ya Rabbal Alamin.
Akhirul Kalam,
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wbarakaatuh.
Jangan lupa
tinggalkan komentar kalian ya, temans ^_^
Khoirur Rohmah,
Wringintelu, 16 Juni 2016
Semoga nasib guru ngaji lebih diperhtikan ya karena jasa mereka sangat besar sekali buat para ortu.
BalasHapusternyata guru ngaji jadi bagian dari APBD ya neng, kupikir perorangan/atau swasta yayasan
BalasHapusSemoga amalmu mendapat gaji langsung dr Allah dek...
BalasHapusInsyaAllah berkah..
Orangtuaku guru ngaji ga ada gajinya..
Gajinya langsung dr Allah...
Bagus juga tp programnya bupati jember...ada perhatian pd guru2 yg tdk tersentuh keuangan negara spt ini