‎ ‎

MUARA DARI KISAH CINTA MAYA (MAYA'S LOVE STORY)

Assalamualaikum…

Sebelum kalian mengetahui sosok Maya yang saya sebutkan pada judul postingan kali ini, alangkah lebih baik jika teman-teman semua membaca terlebih dahulu part dari Maya’s Love Story sebelumnya, yuk mari…


Nha, untuk melanjutkan #LoveStory5 dari Brand Blog Bunda3F.blgspot.co.id maka, saya akan mencoba merangkai kata untuk melengkapi akhir kisah cinta dari Maya, pada #LoveStory5 ini.

Selamat Membaca ya, gaes. Hehehe

------------------------------------------------------

*Sebelumnya

"Papa kamu mana? Aku mau kenalan sekalian pamit"

OMG, ini yang saya takutkan

-

Seketika tubuhku menjadi kaku lantaran pertanyaannya membuatku khawatir, takut sekaligus cemas. Otakku juga berpikir keras untuk mengelak permintaan H mampir ke rumah. Ahh… bagaimanakah ini, pikirku panik.

 “Oh, iya Papaku Malam ini masih lembur di kantornya, sedangkan Mamaku pasti sudah istirahat, karena seharian di butik. Mungkin bisa lain waktu saja, ya” sontakku membalas permintaannya dengan sesungging senyum termanisku yang terasa hambar. Melihat raut wajah H, dia tampak begitu kecewa sekali.

 “Oh, iya sudah kalau begitu, lain kali saja, Maya. Semoga bisa berjumpa dengan Papa dan Mama kamu, ya. Salam hangat untuk mereka,” kata H sembari pamit dari halaman rumahku.

“Iya, H, dengan senang hati akan ku sampaikan salam kamu untuk mereka,” Jawabku dengan tidak sungguh-sungguh, karena bingung bagaimana mau menyampaikan salam ke Papa dan Mama.

 Dari kejauhan, H berbalik lagi ke arahku. “Oh iya aku juga lupa, selamat beristirahat ya, Maya,” 

Dengan sedikit gelagapan, aku menjawab “Iya, Kamu juga, H,” balasku dengan senyum tiga jari. “So sweet-nya si dia,” batin saya seketika ikut girang dengan ucapan H.



 Dua hari setelah itu, H kembali datang ke rumahku. Tapi kali itu, H tak memberitahukan perihall kedatangannya kepadaku. Dan kebetulan, Papa dan Mama sedang berada di rumah. Aku pun juga tengah memanjakan diri di kamar dengan buku favoritku, sembari mendengarkan intrumen musik yang kusuka. Koi dan juga Sozo.

 Dari arah luar, terdengar Mama memanggilku, menyuruhku untuk membuat minuman untuk tamunya. Dengan langkah gontai kubuka pintu kamar, dan melaksanakan perintah Mama.

 “Tamunya siapa sich, Ma. Kok tumben hari Minggu nyari Mama sama Papa,” tanyaku sedikit sewot 

“Hehehe, dia orang baru aja Mama sama Papa kenal, May. Secara kebetulan datang kemari untuk menanyakan sesuatu hal yang teramat penting,”

 “Lho, orang baru, Ma? Awas jangan macam-macam sama yang gituan, Ma. Ntar kalo terjadi apa-apa bisa gawat tuh,”

 “Ah, Mama sama Papa jamin, dia ini orangnya baik kog. Kamu pasti juga sudah lama kenal sama dia. Tapi cepetan itu tehnya, udah dari tadi nunggunya lho,” Jawab Mama dengan nada tergesa-gesa.

 Segera kuselesaikan tehnya. Barulah kemudian aku hanya dibayangi tanda tanya besar. “Tamu Mama dan Papa juga seseorang yang aku kenal?” dan ehh.. ketika sampai di ruang tamu, 

Eng ing eng….

 Senyuman itu... Sepatu kets itu… Wajah itu… ahh.. dia sudah tak asing lagi di mataku. Dan ehh… kenapa dia harus kemari? Secara kebetulan dan tiba-tiba pula aku sedang pakai kemeja denim yang dulu pernah kupakai saat pertama kali berjumpa dengannya.

 “Nha ini anaknya, kalau untuk masalah yang tadi, nak H bisa tanyakan langsung kepada Maya. Lagi pula, dia sendiri kan yang akan menentukan pilihan ke depannya bagaimana,” ucap Papa begitu aku duduk di kursi samping Mama.

 “Lho, maksudnya apa, nih Pa?,” tanyaku penuh tanda tanya yang cukup besar, diselimuti rasa penasaran serta cemas yang berlebih.



 
“Begini, Sayang. H ini adalah orang yang pernah membantu Papa sewaktu mobil Papa bocor dii jalan Akasia beberapa tahun lalu. Saat itu dia tengah lalu lalang mencari alamat rumah temannya, tapi begitu melihat mobil Papa mogok dia tak keberatan membantu Papa, dia juga mengantarkan Papa hingga kantor. Karena mobil Papa harus di-service sekalian. Nha, tujuan nak H kesini ini terkesan begitu sangat baik….” ucap Papa menggantung.

 Jujur saja, saat itu jantungku beneran ingin segera melonjak turun, kalau sebenarnya H sudah lebih dahulu berjumpa dengan Papa. OMG, apa yang akan dikatakan Papa selanjutnya. Batinku bergejolak cukup keras dengan berbagai argumen.

 “Nak H ingin memintamu menjadi pendamping hidupmu, Maya,” lanjut Papa sembari mengalihkan perhatiannya dari H kepadaku yang tengah terbelalak kaget dan cukup Shock.

 Padahal baru dua hari kemarin H sudah membuatku begitu ketakutan, Tapi kini, dia lebih sangat membuatku begitu lebih ketakutan. 

“Maukah kamu menjadi pendamping hidupku, dan menemaniku saat susah dan senang bersama denganku, menjadi ibu untuk anak-anak kita, Maya?” jelas H dengan mimik wajahnya yang serius menatapku yang tengah setia dengan huruf O. 

Seketika darahku seakan-akan membeku, bibirku cukup tercekat, aku harus jawab apa, dan bagaimana menjelaskannya. Jujur, sejak awal bertemu dengannya, ada rasa yang selalu berdesir menyelimutiku, entah rasa apa itu. Dan kini, jawabanku tengah dinanti oleh seseorang yang membuatku sangat rindu dengan sosoknya hingga dua tahun lalu lamanya. Jawaban itulah yang menentukan pilihan untuk masa depanku. Saat itu pula aku harus menentukannya. Tiba-tiba aku berpikir lebih bijak daripada biasanya yang cenderung lebih easygoing.



 Nampak wajah Papa, Mama, dan juga H begitu penasaran dengan jawaban yang akan kusampaikan. Detik demi detik, menit berganti menit, akhirnya aku mengeluarkan suara yang pastinya sudah sangat ditunggu oleh mereka.

 “Aku.. em.. mau menjadi pendamping hidupmu, H,” ucapku dengan pelan-pelan dan sedikit terbata-bata.

 Seketika itu juga, Papa dan Mama nampak sumringah, apalagi rona wajah H terlihat berseri-seri. Aku tanpa sadar telah melontarkan pilihanku untuk mengarungi hidup bersama seseorang yang tengah kukagumi sedari pertama kali bertemu.

 “Terima kasih banyak ya, Maya. Karena kamu mau menerima pinanganku,” kata H sembari memegang tanganku. Akupun hanya mengangguk dengan wajahku yang Nampak seperti ikan rebus.



 Mama yang sedari tadi diam, angkat bicara. “H ini adalah putra dari teman Mama SMP. Dia adalah Mamanya H. Kami dulu adalah sahabat dekat, dan juga pernah bermimpi jika kelak ketika kami memiliki anak, kami akan menyatukan, supaya hubungan kami lebih erat lagi,”

 Akhirnya kamipun tertawa dengan tergelak, diiringi oleh berbagai candaan setelahnya. Alam yang telah menyatukan doaku serta doa Mama. Aku juga tak pernah berfikir sebelumnya jika harus bertemu H, menjadi pengagum rahasianya. Dan hingga kini dia telah melamarku menjadi permaisurinya. Begitu pula, cita-cita Mama untuk berbesan dengan Mamanya H dapat terkabul. 

Terima kasih Tuhan, telah menyatukan kami. 

-0- Owari -0-

 #Sebelumnya, percakapan antara H dan Papanya setelah aku pulang menjenguknya beberapa hari yang lalu.

 “Her, Papa ingin melihat kamu segera menikah dengan wanita impianmu. Papa tak ingin, di saat hari-hari bahagiamu, tak dapat menemanimu dan menyaksikanmu bersanding dengan wanita pujaanmu. Kalau boleh Papa kasih saran, jika memang kamu sudah cocok dengan perempuan yang kau ajak kesini tadi, lamarlah dia, ajaklah dia untuk segera menikah. Jangan buat dia menunggumu terlalu lama lagi,” titah Papa H

 “Pa, jangan berkata demikian, Her masih belum siap jika harus ditinggal Papa ketika Her menikah nanti. Kalau itu yang Papa mau, Her akan lakukan itu, Pa. Asal Papa sembuh dan juga dapat merestui dan menyaksikan pernikahan Her dengan perempuan yang Her cintai. Her tak ingin membuat Maya menunggu lebih lama lagi. Her akan meminangnya minggu besok, Pa. Doakan Her ya Pa,” ucap si anak sembari memeluk Papanya yang tengah berbaring lemas di ranjang rumah sakit.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Inilah ending dari kisah cinta Maya atau part of #LoveStory5, yang berakhir dengan happy ending. Langgeng terus ya Maya sama Her,

 "Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Kisah Cinta Bunda 3F - #LoveStory" 

 Wassalamualaikum...

22 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. waow.. serasa nonton film drama, hepi ending ya.
    keren-keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhhheee iyya gan.
      Lebih pas klo happy ending ssuai tema dari brand blognya hhhhee

      Hapus
  2. Balasan
    1. Hehhheee
      Iyya bunda. Made in saya sendiri. Hhheee

      Hapus
  3. Pict nya bikin ceritanya makin kereeeen...
    Seneng deh kalau happy ending kaya gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhhheee makasih mbak.e
      Iya biar kesannya lbih hidup lagi ceritanya mbak. Hhheee
      He.eh mbk. Mereka cocok jika harus happy ending hhheee

      Hapus
  4. Surprise yaa, H tiba-tiba muncul di rumah hihihi. Jalan akasia yang mempertemukan dengan calon papa mertua ini mah :D Gambarnya bikin ceritanya makin njleb. Happy ending

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhhee iya mbk. Tiba2 aja dateng wkwkwk
      He.eh mbak.e jalan akasianya mmpertemukan g camernya H.
      Makasihh mbak.e hhhhee

      Hapus
  5. Ini kalimatnya gimana maksudnya dek?
    “Nak H ingin memintamu menjadi pendamping hidupmu, Maya,”

    Nice story (y) mase suka :-*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kyyyaaa ada bapak editor....
      Iyya itu salah ketik pak..
      Makasihh mase... :-*

      Hapus
  6. Kisah yang sukses bikin gue sedikit baper,,,
    sangat mengaharukan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Widiihhh ada yg baper nihhh
      Maaf ya kak.udh bkin baper. Wkwkwkwkk

      Hapus
  7. Balasan
    1. Amiiinnn
      Terima kasih utk doanya ya mbak Anisa hhhheee

      Hapus
  8. Plok plok plok.. happy ending... asiikkkkk

    BalasHapus
  9. Aku suka hepi ending, tp kadang bosen wkwkw

    btw, ikut challenge di blog buku klik aja bannernya mbak. kalo aku sih buat khusus blog bukunya, gak dicampur2

    BalasHapus

Chingudeul