‎ ‎

8 Things I Wanna Do Before Coming The Death – 8 Hari Menuju Kematian



Oleh : Khoirur Rohmah
Banner Giveaway

“Banyak-banyaklah mengingat penghapus kenikmatan, yakni kematian.”
(HR. Tirmidzi)

Membaca kata mutiara di atas, seperti memberi sebuah indikasi kepada setiap manusia untuk senantiasa mengingat kematian. Kematian yang pasti akan kedatangannya, yang ketika tiba masanya, menimbulkan banyak keresahan, hati dirundung cemas, dan juga kesedihan. Kematian yang membuat seseorang terpisahkan dengan yang dicintai dan dikasihinya. Kematian jugalah yang tidak akan pernah bisa dihindari, meski seseorang telah bersembunyi di tempat yang terpencil, teraman macam apapun itu.


Menyikapi hal itu, adakalanya kita yang masih diberikan kesehatan juga dapat menghirup udara yang gratis ini, dengan mempersiapkan bekal yang cukup untuk dibawa menuju alam barzah atau alam kubur. Bekal yang tak berbentuk dan tak serupa layaknya harta, tahta, namun berupa amal kebaikan yang menunjang manusia hidup di dalam kubur.

Ketika mendengar kata “kematian” saya memiliki banyak persepsi dan juga pertanyaan-pertanyaan jika hal itu akan terjadi. Seperti, bagaimana jika kematian datang, saya tengah melakukan sebuah kehinaan, kemaksiatan? Apakah bekal saya sudah cukup? Apakah nantinya saya meninggal dengan cara khusnul khotimah? Apakah saya meninggalkan tanggungan kepada orang-orang yang teraniaya karena saya? Apakah saya sempat melafalkan dua kalimat syahadat, ketika malaikat maut mencabut nyawa saya? Dan serentetan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Kematian yang sejatinya menjadi sahabat terdekat manusia, merupakan sebuah notice kepada setiap insan untuk selalu berbuat kebaikan dengan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, serta menghindari apa yang dilarang-Nya.

            Allah SWT berfirman:

“Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian, dan kelak pada hari kiamat saja lah balasan atas pahalamu akan disempurnakan, barang siapa yang dijauhkan oleh Allah Ta’ala dari neraka dan dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam surga, sungguh dia adalah orang yang beruntung (sukses).” (QS. Ali Imran : 185)


Masih dalam kitab suci-Nya, Allah berfirman:

“Dan bagi tiap-tiap jiwa sudah ditetapkan waktu (kematiannya), jika telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka mengundurkannya ataupun mempercepat, meskipun hanya sesaat” (QS. Al A’raf :34)


Oleh sebab itulah, kematian milik kita semua. Kematian tak mengenal usia, seperti itulah kenyataannya. Siap tidak siap, jika Allah sudah menetapkan saya meninggal  sesuai yang telah tercatat dalam Lauhul Mahfudh-Nya. Mau tak mau, saya pun juga harus siap. Namun, setidaknya, jika saya mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri sembari mengumpulkan amal, saya akan melakukannya demi menambah bekal untuk menerangi rumah masa depan saya nantinya.

Berikut akan saya paparkan 8 hal yang ingin saya lakukan sebelum datangnya  kematian yang pasti akan menyapa saya. Iya, 8 hari menuju kematian, yang akan mengajarkan saya untuk fastabiqul khoirots berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Di antaranya adalah:

-       Hari Pertama
Taubatan Nasuha

Mengawali untuk menghadapi kematian, saya akan melakukan taubatan nasuha dengan mendekatkan diri kepada-Nya, yakni taubat sebaik-baiknya taubat di mana tidak akan kembali menuju jalan kemungkaran. Dengan melakukan sholat fardhu tepat waktu, mengkhatamkan al-qur’an hingga hari ketujuh, memperbanyak dzikir di hari ke depannya, taqarrub di malam hari, serta melakukan shalat sunnah lainnya.

-       Hari Kedua
Melunasi Semua Tanggungan

Selama saya hidup, pastilah saya memiliki banyak tanggungan. Baik itu berupa materi atau uang, maupun berupa ibadah kepada-Nya. Saya tak ingin ketika saya meninggal, masih memiliki tanggungan sholat atau ibadah lainnya yang belum saya kerjakan, sehingga membuat keluarga harus menanggungnya.
Selain itu, saya juga akan membayar semua tanggungan berupa materi atau utang kepada orang-orang yang pernah meminjamkannya kepada saya dengan melunasinya. Sehingga keluarga saya juga tak akan khawatir jika nantinya ada seseorang yang menagih utang kepada saya dan tak merepotkan mereka.

-       Hari Ketiga
Berbagi Kepada Sesama

            Di hari kedua, saya akan menghabiskan waktu bersama anak-anak di panti asuhan serta orang-orang yang berada di panti jompo. Dengan berbagi canda tawa bersama mereka, memberi motivasi serta semangat untuk mereka, saya yakin mampu memberikan energi positif bagi saya dalam menghadapi kematian.

-       Hari Keempat
Bersilaturrahmi Kepada Sanak Famili

            Adakalanya, dengan bersilaturrahmi bisa menambah umur seseorang. Namun, dengan silaturrahmi kepada sanak keluarga, juga dapat mempererat tali silaturrahmi, memperlancar rizki tuan rumah, serta menjadi perantara ucapan maaf jika ada salah yang belum terucap. Selain sanak famili, saya juga akan bersilaturrahmi kepada tetangga-tetangga, maupun saudara seiman, untuk meminta maaf kepada mereka.

-       Hari Kelima
Menjamu Tetangga Sekitar

Di hari keempat, saya juga ingin mengundang kerabat, para tetangga, maupun fakir miskin untuk melakukan tasyakuran bersama di rumah saya. Meski sederhana, yang pastinya saya tetap bisa berbagi rizki kepada mereka semua.

-       Hari Keenam
Menghabiskan waktu bersama keluarga

Di hari kelima, saya ingin bersama keluaga saya. kalau perlu, mereka meninggalkan aktifitas untuk bisa berkumpul bersama. Bercerita bersama, makan bersama, dan sepertinya, mengabadikan momen tersebut dalam bingkai photo menjadi ide yang baik untuk salam perpisahan untuk mereka dari saya, tanpa pemberitahuan sebelumnya.

-       Hari Ketujuh
Me Time

H-1 menjelang kematian, saya ingin menghabiskan waktu berdiam diri, sembari mengkhatamkan doa khotmil qur’an, menulis beberapa surat untuk orang terkasih yang mungkin saja tidak bertemu dengan saya ketika meninggal nantinya, atau sahabat, serta teman yang pernah saya sakiti.

-       Hari Kedelapan
Menanti Datangnya Malaikat Izroil bertamu
           
Di hari kedelapan, di mana saya harus melepas kenikmatan dunia dengan menyambut kematian, saya ingin bisa dekat dengan orang yang paling saya kasihi. Dan semoga, suatu saat nanti, mereka dapat menemani saya, baik itu pasangan saya, maupun ibunda dan kakak lelaki yang saya cintai, serta meminta maaf atas kesalahan saya kepada mereka.
Saya ingin mereka tetap berada di samping saya hingga malaikat Izroil datang. Dan saya berharap, ketika nyawa saya tercabut, mereka tak menangisi jasad saya namun menuntun saya dengan baik dalam melafalkan dua kalimat syahadat. Adakalanya, ketika saya lahir, mereka tertawa, sedang ketika saya kembali kepada pemilik sesungguhnya, mereka menangis. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un.(Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jugalah kami kembali)


‘Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling baik persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdas.’” (HR. Ibnu Majah)


-----------------
Dengan mengikuti giveaway dari mbak Desi Namora ini, menjadikan sebuah tombak bagi saya untuk lebih banyak memperbaiki diri saya yang teramat hina ini untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Syukron katsiro untuk Giveawaynya, mbak.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam dnamora Giveaway”

20 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. Ya memang setiap manusia harus selalu mengingat kematian karena itu bisa datang kapan saja ya mbak Rohma :)

    Semoga sukses GA nya ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. he.eh mbak.e
      kematian sesuatu hal yang pastii ^_^

      Terima kasih mbak Anjar,,, :)

      Hapus
  2. aku jadi keinget juga setelah baca ini, jadi mengingatkan bahwasanya kematian bisa datang kapan saja gak kenal usia.
    dalem banget postinganya.
    jadi inget akan semua dosa-dosaku, tanggunganku yang kadang sholat aja masih bolong, belum bisa menjaga seutuhnya.

    sukses buat GA nya, kereen.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah...
      saya sendiri pun juga begitu, mas
      semoga bermanfaat bagi kita semua, Amin

      Terima kasih banyka, mas :)

      Hapus
  3. masya allah.. semoga kita bisa menjadi mahluk yang bisa bertaubat sebelum meninggal. aamiin

    BalasHapus
  4. Jika rata-rata umur umat Nabi Muhammad adalah 60 tahun, maka perjalanan saya sudah lebih dari separuhnya ...sering-sering mengingat kematian membantu kita lebih mawas diri dan menahan angkara (semoga...)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak. dengan mengingat kematian, kita bisa menjadi lebih baik lagi, Insyaallah, aminn... ^_^

      Hapus
  5. Note to my self mbak :) Sebagai reminder.
    Sukses GA nya ya mbak ^^

    BalasHapus
  6. Semoga kita semua bisa mencapai khusnul khotimah ya Mba.. Aamiin..

    BalasHapus
  7. Semoga kita bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan dipertemukan dengan keluarga kita, serta orang-orang yang kita cintai di surga nanti.

    Aamiin.

    BalasHapus
  8. Semoga kita semua dapat kembali pada sang pencipta dalam sebaik - baiknya keadaan :)

    BalasHapus
  9. Kematian memang sesuatu yang pasti, tapi seringnya kita justru sering disibukkan dengan hal-hal yang tak pasti :) Semoga kelak kita dimatikan dalam keadaan khusnul khotimah ya mbak, aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. he.eh mbak.e hingga tak jarang kita lupa dengan kematian itu sendiri.

      Amin Allahumma Amin... ^_^

      Hapus
  10. Andai kita bisa tahu dengan pasti hari itu datang, semua langkahnya mba rohma pasti banyak yang ngikutin mba,pengingat kematian yang apik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. insyaallah mbak. tapi sayangnya kita semua tak tahu kapan mati itu akan datang. yg pasti berusaha lakukan yg terbaik
      Amin allahumma aminn ^_^

      Hapus

Chingudeul