‎ ‎

Cerita Sebelum Mengalami Gejala Tipes

 

Cerita Sebelum alami Gejala Tipes


Bismillaaahirrohmaanirrohim, halo sobats... di sini saya masih cerita edisi awal bulan di tahun 2024 yang naik turun banget emosinya. Pernah ada di titik sedih, marah tidak jelas, lalu akhirnya pasrah. Tuhan kasih ujian seperti ini ke saya tentu bukan alasan, mungkin selain Dia percaya saya dengan penuh semangat bisa melalui ujian ini. Bisa jadi sakit yang seperti estafet ini bisa melebur dosa-dosa yang pernah saya lakukan. Keep positif thingking.

Saya pikir hanya nyeri kaki kanan saja yang bakal saya alami di awal tahun 2024 ini. Tapi ternyata, nyeri sendinya membawa sakit lain, yaitu demam. Makanya ketika rontgen kaki, saya diberi obat nyeri sekaligus berfungsi sebagai obat demam dengan dosis tinggi yang tidak saya suka itu. Alhamdulillah, dengan penuh perlawanan, ketika minum obat bagian nyeri itu selalu saya bilang tidak mau, kecuali antibiotiknya. 

Baca juga: Insiden di Pergantian Tahun 2024

Beberapa hari sambil menghabiskan antibiotik, demam saya tidak bisa ditebak datangnya. Kadang sore, kadang malam, atau petang, atau setelah hujan, tiba-tiba suhu naik. Saat itu yang saya maem nggak aneh-aneh, lebih banyak ke buah-buahan seperti apel, buah pir, itu saja. kalau nasi saya jarang mau makan karena saya pikir glukosa tinggi begitu saja. Gegara saat konsultasi dengan salahsatu dokter ortopedi dari salahsatu aplikasi di gawai, saya dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula. Makan buah-buahan yang rendah gula, begitu katanya.

Sehingga hal itu membuat saya terngiang-ngiang ketika makan sesuatu. Apalagi ketika ditawari makan nasi, saya selalu pikir-pikir. Kecuali nasi yang dibawa ibu saat menjenguk saya. Itu tanpa pikir panjang langsung saja saya makan. Karena masaknya dari tungku dan pakai dandang. Kok bisa tahu? Karena kabel di rumah ibu setelah reparasi, belum banyak diperbaiki salurannya. Sehingga masaknya manual di tungku.

Semua terlihat berputar-putar

Pernah di pagi hari saya melihat nasi dari ibu yang semalam dibawa kok tidak ditaruh di kulkas, pikirku. Padahal jika ditaruh dikulkas bisa mengurangi glukosanya. Melihat hal itu saat saya mau ke belakang untuk menjalankan ibadah. Saya auto menghentikan langkah di pinggir pintu perbatasan antara rumah dan ruang dapur.

Di situ saya seketika merasa sangat pusing banget banget. Seketika apa yang saya lihat seperti lampu diskotik seperti visual yang beredar di media sosial itu. Segalanya berputar. Saya samar-samar bisa melihat kondisi rumah tapi dominan penglihatan saya adalah lampu diskotik yang berputar-putar.

Penyebab saya tiba-tiba jadi seperti itu karena shock saja, sebab nasi dari ibu tidak ditaruh di kulkas, padahal semalam saya request sama orang rumah untuk taruh di kulkas. Tapi ternyata pas pagi hari saya ketahui. Yang saya khawatirkan. Jika ditaruh kulkas masih bisa dikonsumsi lagi. Mengingat perjuangan ibu bawakan itu semua, walau pedas, dan saya hanya makan sedikit, setidaknya nasinya bisa terselamatkan. Entah setelah itu bagaimana kabar nasinya. Begitu saya kembali ke kamar, saya menenangkan diri. Dan alhamdulillah pandangan saya berhasil kembali seperti semula.

Tidak bisa Makan Pedas dan Porsi Makan Sedikit

Saya merasa semenjak saya tidak enak badan, tiap kali saya terasa pedas pada makanan tertentu, itu sangatlah mengganggu saya. Selain di mulut pedas, di perut juga tidak enak. Beberapa kali saya pesan makanan online dengan tingkat kepedesan yang bisa saya kira-kira. Pernah saya beli lontong tahu cabe 1, itu bakalan yang standar saja pikir saja. Eh tidak taunya saya tidak bisa melanjutkan makanannya, lalu diteruskan suami.

Terus ini kejadian baru-baru ini. Saya pesan lontong tahu juga, sudah saya kasih keterangan, “tidak pedas” eh pas datang pedas banget buat saya itu... ketika saya chat ke warungnya, kata ibunya, “itu Cuma pakai cabe merah 1 mbak,”. Padahal sudah jelas saya kasih catatan itu. Dan akhirnya, tidak termakan. Hanya beberapa saja yang saya makan. Lebih banyak sisanya yang terbuang. Sedih banget yang bagian itu.

Demam Yang Tidak Tahu Waktu

Saya biasa demam itu selama nyeri kaki ya, ketika menjelang sore sampai malam. Itu sudah yang paling kerap kali terjadi. Maka dari itu selalu sedia kompres hangat dan koyo penurun demam itu. Kalau sore kadang setelah hujan, tiba-tiba tubuh menggigil, lanjut meriang. Paling sedih kalau menggigil, sangat sangat menguras tenaga. Tidak saat sore, setelah hujan, kena angin kipas, atau malam hari begitu. 

Awalnya saat diberi kompress atau koyo penurun demam itu berfungsi. Tapi lama kelamaan capek juga ya, apalagi kalau saya tidak ada yang jaga karena suami pulang kerja selalu sore. Tersiksa banget kalau sudah hujan datang dan lama kena kipas angin. Auto mengigil lanjut panasnya meningkat. Pernah saya cari gara-gara karena saya pikir makan mentimun enak itu, eh ternyata malamnya demam saya langsung meningkat. Dan segera diberi koyo penurun demam oleh suami saya. Sebuah kesalahan yang tidak boleh dilakukan lagi

Memanggil Dokter Langganan

Jadi, di rumah suami kerap kali kalau ada yang sakit selalu memanggir dokter langganan yang ketika dihubungi beberapa jam atau tidak lama setelah itu, beliau datang. Dokternya ramah, dan baik, untuk saya yang baru diperiksa pertama kali. FYI beliau bapak dokter ya.

Pagi itu saya dicek mulai tensi darah, perut ditekan, lalu tes pakai thermometer. Saya juga sampaikan, seringkali saya tiba-tiba mengigil setelah hujan atau kena angin kipas terlalu lama. Setelah itu beliau keluar kamar dan berbincang dengan suami dan bapak mertua saya.

Samar-samar terdengar jika ternyata saya sakit gejala tipes. Lalu suami saya mengatakan ke bapak dokter jika saya kesulitan minum obat kaplet. Karena seringnya muntah. Alhamdulillahnya untuk resep obat yang diberikan bapak dokter mayoritas bentuknya kapsul. Yang kaplet ada yang bentuknya lonjong, tapi aman buat saya. Kecuali bulat dengan ukuran agak besar. Itu sudah jadi warning buat saya.

Jadi, Ya Gejala Tipes yang sebenarnya saya derita selama nyeri kaki tersebut. Dua sakit sekaligus. Sebenarnya suami saya sudah menduga, tapi belum begitu yakin dia. Namun saat bapak dokter bilang demikian. Jadi, dia bakalan siap-siap bantu istrinya untuk melalui tipes yang kerap kali dideritanya tersebut. Next kalau ada mood baik saya akan cerita lagi bagaimana struggle ketika sudah dikasih tahu kalau ternyata saya mengalami gejala tipes.

Terima kasih telah membaca dan berkunjung di artikel ini. Jangan lupa tinggalkan komentar kamu di kolom yang telah disediakan, ya.

Sehat-sehat untuk kita semua

~blessed

Khoirur Rohmah


3 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. Gejala tipes itu biasanya panas di sore - malam ya mba? Semoga sekarang sudah sembuh dan bisa beraktivitas seperti sedia kala ya mba

    BalasHapus
  2. Moga sehat selalu ya Mbak. Kalau udah pandangan gelap itu bahayaa karena bisa pingsan. Waktu itu apa tidak ada orang lain di rumah?

    Emang paling kzl kalo beli makanan pesen yg gak pedes ehh dikasih pedes. Ternyata standar gak pedesnya org berbeda. Lain kali pesen aja tanpa cabe/tanpa sambel.

    BalasHapus
  3. terimakasih sudah berbagi cerita, baru tahu bahwa nyeri di kaki termasuk satu paket dengan demam pra tipes.

    Jadi memperhatikan kesehatan diri sendiri lebih teliti lagi.

    BalasHapus

Chingudeul