‎ ‎

Ramadan Tahun 2024 yang Berbeda

 

Ramadan Tahun 2024 yang Berbeda

Bismillaahirrohmaanirrohim...

Halo sobats... Untuk kamu yang menjalankan ibadah puasa, bagaimana puasanya? Semoga kuat menjalankan hingga hari kemenangan tiba. Amiin. Walau mungkin di awal-awal terasa sangat lemas dan berat ya. Tapi kalau pas masih liburan bisa digunakan untuk istirahat. Baru deh begitu sore tiba sekitar jam 15.00 WIB bersiap-siap untuk mempersiapkan apa saja makanan atau minuman untuk berbuka.

Ramadan kali ini cukup berkesan, karena bisa berbarengan dengan peringatan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1946. Beberapa kali saya melihat postingan di sosial media sebelum dan saat Hari Nyepi. Hal yang membuat saya penasaran itu saat malam hari, karena sunyi senyap pasti langit jika cerah akan terlihat bintang bulan di atas sana.

Meski begitu, ada hal yang membuat ramadan tahun 2024 kali ini sangatlah berbeda dengan tahun sebelumnya buat saya. Mengapa begitu?

Pertama

Ramadan kali ini saya menjalankan puasa di rumah mertua tanpa kehadian keduanya. Ibu mertua telah dipanggil oleh-Nya di akhir bulan Juni tahun 2023. Sedangkan bapak mertua hanya di siang hari ada di rumah. Saat menjelang sore hari ke rumah keluarga barunya. Sehingga kami: saya, suami, dan adik ipar laki-laki, yang berada di rumah.

Kedua

Andai bisa tahu hal-hal yang akan terjadi di masa depan, mungkin saya akan berhati-hati atau langsung mendatangi dokter supaya hal yang tak diinginkan terjadi. Akibat nyeri yang saya derita di awal tahun 2024 kemarin, di pertengahan bulan Februari saya mulai menggunakan bantuan tongkat, atau kruk, untuk membantu saya berjalan.

baca juga: Insiden di Pertengahan Tahun 2024

Berat banget di awal. Apalagi kaki masih sering nyeri terlebih saat kena air dingin. Memang untuk sekarang sesekali saya membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Selagi itu ringan, akan saya jalankan. Sisanya diselesaikan oleh suami. 

gambar pribadi

Sedih sih, karena saya merindukan beraktifitas. Terbiasa wara wiri ke depan ke belakang. Keluar rumah. Lalu terpaksa membatasi aktivitas. Kayak nggak enak [memang tidak menyenangkan di posisi ini] dan rindu bisa dapat melakukan ini itu. Supaya dapat meringankan tugas suami, saat beliau bekerja. Tapi mau nggak mau harus dilalui hingga kaki bisa lebih kuat untuk berjalan tanpa bantuan tongkat.

Masih awal-awal pakai tongkat, selalu diawasi dan ditemani oleh suami. Begitu sudah kuat dan berani, ketika butuh ke belakang atau pesan belanjaan di tetangga sebelah rumah. Saya berani untuk jalan dengan tongkat sendiri. 

Pun dalam hal ini saat ramadan. Untuk mempersiapkan menu berbuka puasa dan sahur, dilakukan oleh suami dan juga adik ipar. Apalagi keduanya masih libur dari sekolah dan kampus. Apabila pada sibuk, sepertinya langkah paling tepat dan sat set ya memang beli makanan jadi. Tinggal pesan melalui aplikasi di gawai. 

Ketika tulisan ini jadi, di belakang ada 2 laki-laki yang tengah memasak. Saya biasanya membantu mencuci peralatan sambil duduk ya. Selagi bisa saya kerjakan. Dan kalau mempersiapkan bahan makanan atau menu, saya masih berkontribusi. Supaya tidak kebingungan mau makan apa nanti.

Mempersiapkan masakan frozen juga menjadi salahsatu hal yang saya tempuh. Agar saat ada waktu kepepet atau mager mau masak, tinggal dihangatkan. Terlebih menu-menunya juga sangat disukai oleh 2 orang di rumah. Kemarin sempat melihat produk di online shop sangatlah beragam dengan kemasan yang berbeda.

Ketiga

Tidak dapat menjalankan tarawih di mushola sebelah rumah. Meski demikian, alhamdulillahnya bisa dijalankan di rumah. Tapi memang semenjak kaki saya sakit, saya jarang keluar rumah. Kecuali diajak suami untuk keluar karena rindu makan-makan di luar rumah. Itu pun hanya sekali. Beruntung bisa selonjoran juga. Jadi tidak bikin kaki nyeri.

Keempat

Ramadan tahun ini juga menjadi babak bagi kami untuk lebih mandiri. Sebab harus kehilangan induk. Terbiasa apa-apa saat ramadan ibu dan bapak mertua yang sering kolaborasi. Namun, ketika beliau tidak dapat membersamai kami jadilah orang tiga berkolaborasi. Terlebih nanti saat menjelang hari kemenangan tiba. Masih tidak mau membayangkan, karena puasa masih hari pertama. Berharap bisa dilalui bersama-sama. 

Kira-kira hal di atas tersebut yang menjadikan ramadan tahun ini berbeda dari tahun 2023 kemarin. Sekarang yang dibutuhkan adalah komunikasi dan kerjasama, apalagi saat perayaan hari-hari besar. Beruntung ada grup di sosial media. Jadi, saat mau menentukan mau masak atau belanja bisa disampaikan di sana. 

Bismillah, semoga kami bisa melalui ramadan hingga hari kemenangan tiba nanti. Walaupun dengan segala keterbatasan yang ada. Untuk teman-teman yang sedang berpuasa, selamat menjalankan ibadah puasa, ya. Semoga berkah dan penuh pahala puasanya.

Sepertinya sharing kali ini sampai di sini dulu ya, sobats. sampai jumpa pada artikel berikutnya.  Dan juga terima kasih telah berkunjung. 

Blessed

Kr.Rohmah


4 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. Pengalamanku ramadan juga beda, sekarang bapak tidak ada karena telah wafat tahun lalu, biasanya beliau rahimahullah hobi buka puasa pakai Timun suri... semangat ya mbakkk... semoga setiap kesulitan menjadi pahala yg besar

    BalasHapus
  2. Semangat mbak puasanya, semoga lancar2 dan sehat selalu. Aku bersyukur, puasa perdana bisa libur karena cuti bersama, jadi bisa buka di rumah enggak di jalanan.

    BalasHapus
  3. Semoga lekas sembuh ya mbak kakinya biar bisa beraktivitas lagi. Kalau aku Ramadan tahun ini nggak terlalu berbeda dengan Ramadan sebelumnya

    BalasHapus
  4. Wahhh memang ramadhan taun ini berbeda banget dengan ramadhan-ramadhan di tahun kemaren, semoga sampai saatnya tiba lebaran nanti bisa kuat selesai dan bisa merayakannya dengan keluarga dirumah

    BalasHapus

Chingudeul