‎ ‎

Sepotong Surat Kecilku untuk Faiq



2 Februari 2016
Dear My Lovely Friends

Assalamu’alaikum…
Bagaimanakah kabarmu sekarang, Faiq? Apakah kamu baik-baik saja di tempat yang sudah tidak asing lagi untukmu ? Apakah kamu memiliki teman yang baik hati juga di sana ? Apakah tempatmu kian nyaman untuk kamu tinggali, maksudnya sudah sangat terang di sana ? Tidakkah kamu merasakah kesepian atau kamu justru merasa diselimuti kegelapan di tempat yang telah kamu singgahi beberapa tahun yang lalu.

Aku harap, kamu bisa merasakan ketenangan di tempatmu kini, Faiq. Semoga tempatmu senantiasa terang, lebar, berkat amal baikmu di dunia, apalagi kamu adalah anak yang sangat berbakti kepada kedua orangtuamu. Pastinya, amal itulah yang kuharapkan dapat menerangimu di tempatmu singgah kini, Kawan.

Faiq, apakah kamu masih ingat dengan keseruan kita saat baru masuk kelas 1 SD. Kita sebangku, tapi, tiap kali akan pulang, buku dan perlengkapan sekolahmu selalu berserakan di meja. Aku yang sangat perfeksionis selalu marah kepadamu karena kamu tak kunjung merapikan buku dan alat tulismu itu.

Apakah kamu juga ingat, Faiq. Saat kita MTS juga pernah berangkat bersama, dan juga kita dipertemukan lagi sekelas denganmu ? Apakah kamu juga masih ingat, saat kita duduk di bangku kelas VIII MTs, kita bermain drama di mana aku yang jadi bawang putihnya, kamu jadi bawang merahnya? Hehehehe… seperti nostalgia masa kecil saja ya, Faiq. Hehehe

Aku harap kamu masih ingat dan tidak melupakan kenangan kita bersama dulu, Faiq. Saat ragamu masih berada di dekatku dan orang-orang tercintamu. Meski dulu kita juga sering bertengkar layaknya kucing dan tikus, tapi, bagaimanapun juga, kamu tetap sahabatku, Faiq.

Kamu yang mengajarkanku tentang arti sebuah persahabatan, kamu juga lah yang mengajariku untuk menghormati orangtuaku. Aku belajar banyak hal kepadamu, Faiq. Tentang kesederhanaanmu, kesetiaanmu, kesabaranmu, maupun yang lainnya.

Kamu masih ingat apa tidak dengan impianmu bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Indonesia jurusan bahasa? Karena kamu dulu kan sangat menggeluti pelajaran bahasa. Baik itu Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, ya Kan ? Hehehe, aku menyimpan banyak kenangan itu, Faiq. Meski akhirnya kamu harus bertemu dengan pencipta kita terlebih dahulu sebelum melanjutkan impianmu tersebut.

Faiq, terima kasih banyak untuk seluruh kenangan maupun pelajaran hidup yang telah kamu berikan kepadaku. Aku akan berusaha menggapai mimpi-mimpiku yang belum terwujud. Jangan khawatir, aku akan selalu mengirimkan do’a terbaik untukmu, kawan.

Semoga kamu di tempatkan di tempat yang indah di sisi-Nya, Sahabat sejatiku.
-Faiqotul Munawaroh-

Dari teman masa kecilmu,



1 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. Mengharukan sekali Mbak Rohmah, semoga apa yang menjadi Impianmu Cepat Terwujud, Salam
    Terimakasih

    BalasHapus

Chingudeul