‎ ‎

Musim Dingin di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadan




Bismillaahirrohmaanirrohim...
Halo gaes, gimana nih puasanya? Ada yang bolong, atau full sebulan ini? Semoga, meski bolong, atau masih penuh hingga kemenangan datang nanti, tetap semangat menjalankan ibadah puasa, maupun menjalankan kewajiban, ataupun kesunnahan yang tetap terjaga terus, biar kata ramadan telah pergi. Amin...

Berbicara tentang ramadan tahun ini, jauh dari praduga saya sebelumnya. Pasalnya, ketika ramadan tiba mulai dari awal hingga akhir, musim dingin selalu menghantui saya. Sehingga kerap kali nakal saat waktunya tadarrus dalam rangkan khatam satu bulan, saya banyak mangkir karena alasan sepele. DINGIN. BHAYY!!!  Itu ramadan tahun kemarin ya gaes. Nggak perlu ditiru, hal tabu yang nggak bakalan bikin tambah pahala, bisanya nambahin kotoran di pojokan mata. IYKWIM, hehehee

Belajar dari pengalaman ramadan tahun kemarin, saya untuk tahun ini sudah tak mau terbujuk dengan rayuan maut sant makhluk berkepala banteng dengan wajah sangar. Itu bayangan saya tentang seorang syaithon. Hehehe. Meski di awal ramadan sudah absen karena tuntunan kewajiban seorang perempuan kedatangan tamu selama seminggu, akhinya setelah dinyatakan lolos, dan suci lagi, saya pun genjot terus baca al-qur’an hingga kemarin itu, kurang beberapa juz lagi sudah khatam sebenarnya. Tapi sayangnya, tamunya datang untuk kedua kali, dipastikan saya juga tak akan mengikuti kewajiban sholat dalam rangka menyambut datangnya kemenangan. Ya kali bisa dinego sebelum sholat ied sudah suci lagi. Amin. Hehhee

 
Oh iya, ngomongin ramadan yang bisa dihitung dengan jari nih ya. Di sepuluh terakhir di bulan ramadan ini, saya akhirnya menjumpai musim dingin tersebut. Lebih terasa dinginnya lagi ketika malam ke-23 bulan ramadan tiba. Subhanallah... tepat di siang harinya saya sakit, karena malam harinya sudah tak enak badan. Mau bangun tengah malam, badan rasanya tidak mengizinkan bergerak. Walau terpaksa bangun  untuk menggugurkan kesunnahan di malam hari menjelang waktu sahur tiba.

Malam hari ketika akan sholat taarawih

Sepertinya di malam ke-23 Allah telah menurunkan malam di mana malam itu merupakan malam yang lebih baik daripada malam seribu bulan. Teman-teman sudah bisa menebaknya kan, dengan sebutan Malam Lailatul Qodar. Atau Malam Seribu Bulan. Wallahu a’lam. Karena hanya Allah yang tahu, dan juga hamba-hamba terpilih yang dizinkan bertemu, dan juga mengetahui adanya hal tersebut. Namun, sebagai hamba yang berlumur dosa yang tak terhingga ini, saya menduganya jika malam ke-23 kemarin adalah malam Nuzulul Al-Qur’an. Karena hanya meneliti saja ciri-cirinya dari catatan yang saya peroleh.

Tanda-tanda Lailatul Qodar pada siang hari dan malam hari

Menurut Kitab Durrotun Nasihin

- Malam itu terang dan tenang
- Tidak ada suhu suhu panas dan dingin
- Apabila ada di dekat pantai, lautnya yang semula airnya asin, menjadi tawar
  (Ket : Asal mula air pantai asin karena perbuatan Qobil yang membunuh Habil. Yang mana semua makhluk saling ramah, satu sama lainnya, dan menjadi berubah.)
- Di Malam hari itu sama sekali tidak ada anjing menggonggong

Bulan pada malam ini tampak penuh

Tanda-tanda Lailatul Qodar pada siang hari dan malam hari

Menurut Kitab Hikmatut Tasyriq

- Pada siang hari tanda-tandanya matahari terlihat putih cerah dan terang, tapi tidak ada sorotnya, atau tidak mengganggu mata

Dalam Kitab Minhajul Qowim

- Dikarenakan malaikat turun dari langit ke bumi, sehingga matahari tidak menyilaukan mata

Tapi, jika dilihat dari malam ke-23 yang menurut saya tingkat dinginnya mencapai beberapa persen itu, sepertinya bukan malam Lailatul Qodar, gaes. Wallahu a’lam. Karena hanya bisa menduga, dan berharap bisa menjumpai malam tersebut. Karena, jika benar malam lailatul qodar jatuh pada malam tersebut, saya juga ingin menggunakan malam sebagai kendaraan saya untuk memperbanyak ibadah. Tapi sayangnya, saya hanya mampu berdiri di sepertiga malam saja. -_-

Berkaitan dengan Malam Lailatul Qodar tersebut, saya juga ingin memberikan informasi berdasarkan catatan yang saya peroleh ketika mengikuti kajian safari ramadan saat masih duduk di bangku madrasah aliyah, yang setingkat dengan sekolah menengah atas. Alhamdulillah notebooknya masih tersimpan dengan rapi. Lansung saja ya, gaes...

Tentang Malam Lailatul Qodar


Aisyah r.a bertanya kepada Rosulullah saw. Amalan apa yang dibaca ketika kita mengintai malam Lailatul Qodar?


Allahumma inni ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni


Sedangkan, bagi orang yang mengetahui adanya tanda-tanda Lailatul Qadar, tidak boleh memberitahukan kepada orang lain. Barang siapa tahu datangnya malam tersebut, mereka tentu mampu melihat adanya tanda-tanda yang terdapat pada langit seperti gambar seseorang yang sholat, sujud, dan lain-lain. Tanda-tanda di langit tersebut tidak lain adalah para malaikat Allah.

Itulah sedikit catatan yang saya kutip dari wawasan yang saya peroleh dari ustad semasa masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Sehingga sekarang, amat sangat rindu dengan kajian yang semacam ini. Hikss...



Wallahu ‘alam, jika memang malam Lailatul Qadar jatuh pada hari ke-23, atau pada hari di tanggal ganjil pada sepuluh terakhir ramadhan, yang pasti, di sepuluh terakhir kali ini, udara kian terasa dingin, walaupun tingkat kedinginannya relatif berbeda, gaes. Tapi bagi saya yang hidup di pinggiran kota, pada malam ke-23 paling dingin versi saya. bagaimana dengan sepuluh terakhir ramadan kalian, gaes? Apakah menemukan musim dingin juga? Hehehee...

Pada main petasan

Asapnya kelihatan kan?

 Herannya lagi, meski dingin-dingin gitu, warga di desa saya tidak absen untuk memeriahkan jalan sehat setelah subuh dengan aneka petasan hingga pagi tiba, hingga matahari sudah stand by  di sebelah timur sana. Seperti inilah kehebohan yang berhasil saya tangkap. Tapi sebenarnya, ada petasan yang jauh lebih keras suaranya setelah video ini terekam. Selain itu, intensitas para pejalan sehatnya semakin tahun, semakin berkurang. Apalagi bagi yang asmara subuh. Alhamdulillah kalau begitu. Meski demikian, baru di minggu terakhir kemarin saja, jalan utama di samping rumah, cukup ramai. Hehehe




Oke gaes, semoga apa yang sudah saya bagikan kali ini tentang Musim Dingin di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadan ini bisa menambah semangat teman-teman ketika menjalankan puasa, bagi yang melaksanakannya ya. Ramadan kurang beberapa hari nih. Dua hari sudah sampai di malam kemenangan. Perbanyak ibadah menjelang akhir ramadan, semoga kian berkah pula pahala yang akan kita peroleh nantinya, amin.

Semoga bermanfaaat, dan jangan lupa, feel free to drop your comments.

Karangduren, 22/06/2017, 19:05 PM.

Best Regards
-Rohmah-





3 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. iya, emang dingin banget mbak. diiiiiiingiiiiiiiiiiin banget

    aku juga berharap, bisa ketemu ramadhan lagi, mau ngejar lailatur qodr, supaya dapat, supaya makin berkah. rencananya juga ramadhan tahun depan mau ngurangin intensitas pertemuann sebelum buber, maunya setelah tarawih aja..
    ah, nggak taulah, khawatir sekedar wacana

    btw, asmara subuh itu apa mbak? hehehe

    BalasHapus
  2. emang menyenangkan mbak kalo puasa ramadahna pas cuaca nya lagi dingn, soalnya jadi lebih seger dan nggak mudah lelah.

    BalasHapus
  3. ramadhan taun ini musim ujan, gak di indonesia, Malaysia, hongkong, macau dan taiwan juga

    BalasHapus

Chingudeul