‎ ‎

Menikah Bukan Melulu soal Kesenangan, Butuh Persiapan Mental

Persiapan Mental Pra Nikah


Kesiapan Mental Pra Nikah – Bismillaahirrohmaanirrohim... halo sobats, sepertinya hari ‎Minggu adalah waktu yang sangat aku nantikan untuk membahas mengenai pra nikah dan ‎pasca menikah. Tidak hanya aku, ada Kak Ros yang juga ikut berbagi tema yang sama. Karena ‎artikel kami merupakan kolaborasi, sehingga tulisannya akan saling terkait.‎


Nah, sobats tentu percaya jika menikah tak sesederhana itu. Ya!!! Banyak hal yang perlu ‎disiapkan. Apalagi ada dua orang yang memiliki latar belakang yang berbeda dan disatukan ‎dalam satu ikatan. Sehingga, akan ada banyak hal yang akan dilalui sebelum, dan pasca ‎menikah nanti. Persiapan yang perlu dilakukan itu tidak hanya berupa fisik, dan materi saja, ‎melainkan tentang kesiapan mental keduanya.‎


Menikah tentang cinta dan pesta? Oh, tidak sesederhana itu, Ferguso. Seperti yang Rico ‎ucapkan karena ditolak lamarannya oleh Aida di Film Aku, Kau, dan KUA.‎


‎”Lihat, Fira bisa terima Deon apa adanya, yang bentukannya begitu. Masa Aida nggak bisa ‎nerima gue apa adanya. Padahal gue ganteng,”‎

‎”Owh gua tau kenapa, gua tau. Deon itu nggak gampang putus asa. Gue aja baru ditolak sekali. ‎Gue menyerah.”‎

‎“Walau gue miskin, tapi gue punya cinta. Dan dengan cinta gue bisa perjuangin itu.”‎


Walau itu cuplikan Film, bisa jadi mudah untuk ditemukan sekitaran, kan? Menikah tidak hanya ‎tentang kesenangan semata. Yang realistis saja. Karena menikah tidak untuk sementara, ‎makanya disebut ibadah terpanjang. Sehingga diperlukan yang namanya persiapan.‎


‎”Aku pacaran sama dia udah lama, aku yakin bisa melalui masa-masa pernikahan nanti, karena ‎kita udah lama saling kenal,”‎


Sayang banget, pacaran lama tidak menjamin kamu bisa memahami pasangan masing-masing, ‎loh. Karena aku sendiri demikian. Pacaran lama tidak akan menjamin laju pernikahan akan ‎mulus, akan ada hal-hal kaget yang kamu temui nantinya setelah menikah. Bukan menakut-‎nakuti, sih. Hanya sekedar sharing supaya mempersiapkan pernikahan dengan sebaik-baiknya. ‎Termasuk pentingnya kesiapan mental.‎


Jadi, untuk kamu yang berencana membawa hubunganmu menuju jenjang pernikahan, lebih ‎baik pelan-pelan ketika memutuskan menikah ya. Jangan menikah dengan buru-buru. Atau ‎karena tekanan dan tuntunan hanya karena usia sudah matang menikah. Sebab, hanya kamu ‎dan pasangan yang akan menjalani, sehingga kamu harus yakin dan siap untuk mengarunginya.‎


Nah, untuk kamu yang berencana menikah apa aja sih yang perlu kamu lakukan untuk ‎mempersiapkan mentalmu? Simak terus ya....‎


‎1.‎ Mengendalikan Emosi Diri

Kamu tentu paham jika hubungan lama tidak menjamin dapat memahami pasangan. ‎Apalagi jika ada konflik, tentu dibutuhkan emosi yang stabil dalam menghadapinya. Tapi ‎ingat, konflik saat pacaran dan menikah itu akan berbeda. ‎


Ketika menikah, dua orang yang punya masalah masing-masing, akan saling ‎memikirkan masalah pasangannya juga. Jika tidak dapat mengatur emosi diri, ‎dikhawatirkan akan meledak dan menjadi-jadi. Karena itu, dibutuhkan kemampuan ‎untuk mengendalikan emosi diri maupun pasangan supaya tidak tersulut amarah karena ‎konflik tertentu.‎


‎2.‎ Saling Terbuka dan Membangun Komunikasi yang Baik

Ketika sudah menikah, jangan biasakan untuk memberi kode kepada pasangan supaya ‎paham. Namun bicarakan apa yang diinginkan, dibutuhkan, atau diharapkan. Karena itu, ‎kamu perlu terbuka dan membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.‎


Komunikasi yang baik juga tidak hanya secara verbal, namun bisa juga dengan ‎sentuhan, senyuman, saling mendengarkan dan mendukung satu sama lain. Oleh karena ‎itu, bangun komunikasi yang baik dengan menggunakan hati supaya mengerti apa yang ‎sedang dibutuhkan pasangan.‎


‎3.‎ Mau Beradaptasi

Karena pernikahan adalah menyatukan dua orang yang memiliki latar belakang dan dua ‎karakter berbeda. Ada kalanya ada hal yang tidak kamu sukai, namun harus kamu ‎lakukan untuk kebaikan bersama. Hal seperti inilah yang dinamakan sebuah adaptasi ‎untuk saling menyesuaikan diri.‎


Seperti halnya dulu, saat awal-awal menikah. Mamas sangat kaget dengan suasana ‎baru di rumahku yang cenderung rame. Namun semakin kesini, semakin bisa ‎beradaptasi. Makanya. Seiring berjalannya waktu kamu maupun pasangan akan perlu ‎menekan ego masing-masing demi keutuhan pernikahan.‎


‎4.‎ Menghargai Pasangan

Hal ini dilakukan salahsatunya dengan selalu jujur terhadap perasaan masing-masing ‎tanpa harus saling menyerang, mengkritik perilaku, kekurangan, atau sikap pasangan. ‎Walaupun sulit, namun tidak berarti mustahil untuk tidak dilakukan, kan?‎


‎5.‎ Mengembangkan Kemampuan Problem Solving

Seperti yang sudah aku sebutkan di poin pertama. Ketika menikah, dua orang yang ‎punya masalah masing-masing, ada dua kepala yang saling memecahkan masalahnya ‎sendiri maupun pasangannya. Nah loh gimana tuh?‎


Sehingga diperlukan kemampuan untuk dapat mengatasi masalah tanpa ‎mengedepankan ego pribadi dan beranggapan bahwa caranya sudah paling baik. ‎Namun selesaikan dan pikirkan bersama-sama bukan secara individu. ‎


‎6.‎ Beriorientasi untuk Terus Belajar demi Mencapai Keberhasilan dalam Pernikahan

Salahsatu persiapan mental sebelum menikah yang perlu dilakukan adalah dengan ‎belajar dari kesalahan untuk melangkah ke jalan yang jauh lebih baik lagi. Karena pasti ‎ada kegagalan maupun keberhasilan yang akan dilalui. Namun anggaplah hal tersebut ‎adalah proses untuk pembelajaran diri. ‎


Tidak hanya itu, dengan mau terus belajar itu juga diiringi motivasi untuk dapat ‎membuat pernikahan kamu dan pasangan bisa berhasil. Lalu bagaimana caranya? Ya ‎harus diusahakan supaya cinta terus membara hingga seterusnya. Salahsatu contoh. ‎Setiap setahun sekali, agendakan untuk berlibur ke luar negeri. Misalnya. ‎


‎7.‎ Membicarakan hal-hal yang mungkin dihadapi setelah menikah

Nah, supaya kamu dan pasangan bisa tahu apakah sudah se visi dan se misi untuk ‎menuju jenjang pernikahan, atau belum. Hal ini dengan berdiskusi terkait isu-isu yang ‎mungkin kamu hadapi setelah menikah. Baik nanti saat menjadi suami atau istri, ‎menjadi ipar, maupun menantu, maupun lainnya. Banyak hal yang tentunya bisa kamu ‎bahas dengan pasangan sebelum menikah. Kamu bisa baca semuanya di link berikut ini ‎


Baca juga : 40+ Pertanyaan yang Perlu Kamu Diskusikan dengan Pasangan Sebelum Menikah


Kalau kamu masih bingung membahas hal-hal berkaitan dengan persiapan mental ini. ‎kamu juga bisa mengikuti kelas pra nikah loh. Salahsatunya bisa kamu coba cek di website siapnikah.org. Di sini maupun pada kelas pra nikah nanti kamu akan dibimbing oleh orang yang ‎sudah ahli dibidangnya. Kamu juga bisa mendapatkan masukan maupun tips untuk mengatasi ‎rasa takut maupun cemas menjelang atau saat mempersiapkan pernikahan.‎


Ingat, jangan terlalu tinggi dalam berekspektasi setelah menikah mengapa berbeda dari ‎saat sebelum pernikahan. Karena menikah bukan hanya tentang kesenangan saja. Namun ada ‎hal-hal realistis yang harus kamu hadapi dan temui nantinya. Jika tidak berasal dari diri sendiri, ‎pasangan, bisa jadi lingkungan sekitar.‎


Bukan untuk ditakuti. Namun perlu dipersiapkan sedini mungkin. Sebab pernikahan tidak ‎sebatas cinta dan pesta di Hari H. Sehingga ada persiapan mental yang juga harus kamu ‎perhatikan dengan pasangan. Selain itu masih ada hal lain lagi yang juga nggak boleh kamu ‎abaikan. Ya. Persiapan kesehatan sebelum menikah.‎


Nah, mengenai hal tersebut kamu bisa baca langsung di artikel Kak Ros aja. Aku tuliskan ‎link nya di  bawah ini, ya. Langsung klik aja sharingnya Kak Ros.‎


Baca juga Tulisan Kak Ros

Tes Kesehatan Sebelum Menikah di Puskesmas Tahun 2022‎


Semoga dengan artikel ini, mampu menguatkan perencanaan kalian menuju ikatan sah ‎bernama pernikahan. Dan untuk kamu yang berada dalam ikatan sah di mata agama maupun ‎negara, semoga pernikahanmu berlangsung selamanya dan dapat menjalaninya dengan penuh ‎warna dan makna untuk hidupmu.‎


Terima kasih sudah membaca dan berkunjung di artikel tentang persiapan mental sebelum menikah ini. Semoga bermanfaat, dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar kamu, ya.‎


Blessed

Khoirur Rohmah

10 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. Semua poin diatas semuanya benar adanya, tapi ada beberapa hal yang dulu aku lewatkan. dulu aku nikah muda jadi kurang begitu paham persiapannya. Sekarang kita berusaha untuk terus belajar untuk tetap satu tujuan. apalgi setelah punya anak. skill komunikasi yang baik, bekerja sama dalam pengasuhan ternyata sangat dibutuhkan sekali. terimakasih atas sharingnya Mbak, Salam kenal ya :)

    BalasHapus
  2. Bener banget, menikah memang gak semudah itu apalagi harus menyatukan dua keluarga gak mudah banget. Sama orang tua sendiri aja gak sepemikiran apalagi sama keluarga doi, jadi harus benar-benar siapin mental.

    BalasHapus
  3. Karena menikah memang tidak sama dengan pacaran, jadi ya sebaiknya semua hal yang mungkin terjadi dibicarakan dulu. Aku dulu gitu saat sebelum nikah. Ngomongin tentang materi juga, dan ini kami anggap sebagai salah satu cara menyamakan pikiran agar kelak saat udah menjadi suami istri bisa mengurangi sedikit masalah

    BalasHapus
  4. Hmm bener semua poinnya. Terutama nomor 1 dan 2. Pengendalian emosi tidak hanya marah tetapi juga sedih. Intinya kalau mau nikah, kudu selesai dengan dirinya sendiri, bisa mengendalikan emosi sehingga tidak mudah ke-trigger lalu inner childnya muncul dan malah merugikan pasangan.

    Untuk nomor 2, komunikasi juga harus jalan walau keadaan tidak baik2 saja alias jangan silent treatment. Seram!

    BalasHapus
  5. Pernikahan itu perjalanan panjang
    Butuh banyak bekal
    Nggak hanya kesiapan finansial saja, tetapi juga mental
    Biar tetap bertahan diterpa berbagai cobaan ya mbak
    Suka dan duka harus dihadapi bersama

    BalasHapus
  6. Sepekat dengan semua pointnya. Plus sebaiknya memang berjalan di dua belah pihak, suami dan istri.
    Pernikahan yang lama, buah dari proses setiap inti dari tujuh tips di atas dan terus dilakukan. Bahkan bisa melibatkan anak-anak, sehingga keluarga pun tetap utuh sampai terpisahkan oleh ajal.
    Wallohu'alam bissowab

    BalasHapus
  7. Benar banget, menikah gak melulu cinta-cintaan, juga bukan hanya perkara menghindari zinah atau menghalalkan yang haram, tapi dia lebih kompleks dari itu. Menikah butuh persiapan matang, gak hanya materi tapi juga emosi dan mental

    BalasHapus
  8. setuju banget nih sama tulisan ini. menikah itu banyak banget tantangannya karena harus menyatukan 2 pribadi dalam sebuah perjalanan. bahkan meski sebelum nikah sudah baca buku pernikahan tetap aja setelah nikah harus belajar lagi terkait pasangan kita

    BalasHapus
  9. Baru aku mau bilang "Nakutin, Rohma aahh.."
    Tapi memang lebih bagus memikirkan mengenai persiapan pernikahan serta kemungkinannya yang mungkin terjadi selama perjalanan tersebut daripada menikmati pergaulan yang gak jelas ala anak muda. Semoga Allah mudahkan jika ada pemikiran untuk menikah. Ya dari rejeki hingga penyesuaian lain-lainnya.

    BalasHapus
  10. Wahh aku baru tau kalau ada websitenya khusus seperti ini yaa, auto buka dong.. Penasaran banget kehidupan pernikahan itu seperti apa, dan ini bisa jadi bekal yang bagus untuk belajar sebelum waktu itu terjadi..

    BalasHapus

Chingudeul