‎ ‎

Ketika Nikmat Sehatmu Diambil



Bismillaaahirrohmaanirohim,,,
Halo sobats... sepertinya bulan Oktober ini belum ada tulisan sama sekali yah. Hehhee... sedih banget dehh, padahal banyak ide yang bermunculan, tapi sekalipun nggak ada semangat buat eksekusi dalam bentuk tulisan, hahaha. By the way di postingan kali ini aku ingin membagikan postingan yang terinspirasi dari sikap salahseorang teman. Aku nggak ingin buat penasaran deh ya, langsung aja simak lebih rincinya berikut ini, sobats....

Dua hari yang lalu, Rabu, 9 Oktober 2019 aku mengalami drop. Sejak pagi hari saat mandi ketika akan berangkat kerja, guyuran air yang mengenai tubuh rasanya menusuk banget, clekit-clekit gitu. rasanya meriang dan selanjutnya mengarah ke kepala. Aku paksakan untuk masuk kerja, karena aku pikir nggak ada tanda-tanda kalau mau sakit yah. Tapi, sebelum berangkat aku mampir ke apotek untuk beli vitacimin begitu.

Sesampainya di tempat kerja, aku mengulum vitacimin tersebut, pikirku supaya rasa yang nggak enak tersebut bisa sirna yah. Eh ternyata malah tetap menggangguku hingga beberapa jam setelahnya.

Hal itu ditandai dengan kepala yang terasa semakin berat, badan yang terasa dingin. Kebetulan banget saat itu aku pakai jaket, dan nggak aku lepas sampai pulang. Beneran dingin suasananya, aku tanya ke temen sebelahku dia juga ngerasain dingin, tapi dingin yang kurasakan sepertinya beda. Saat aku duduk di depan komputer nggak kerasa terlalu pusingnya. Begitu aku jalan, aku bangun dari duduk, itu kepala berattt banget, puyengnya beneran sangat.

Ketika temanku bertanya “Kamu kenapa,Ma? Sakit ta? Aku juga nggak enak badan ini,” begitu ucapnya. Entah nada bicaranya seperti menahan diriku untuk jangan sakit, biarkan aku yang sakit supaya kamu yang jaga tokonya. Ahhh, aku selalu menyimpulkan sendiri sikap dan ucapan yang tersirat dari orang-orang yang ada di sekitarku.

Namun saat ditanya demikian aku nggak bilang apapun, “Nggak papa kok,” karena ngapain juga sih mau menjelaskan kalau ujung-ujungnya sama-sama merasa sakit, entah sakit yang dimaksud seperti apa.

Maksudnya aku begini, sama-sama merasa sakit tuh gini.
Eh, kamu pikir hanya kamu aja yang sakit, aku juga sakit nih, batuk-batuk, nggak enak badan dari kemarin. Jangan kamu kira kamu aja yang sakit.

Nah yang kayak gitu. Daripada doi bilang gitu, mending nggak usah dijelaskan udah. Dan saat jam istirahat aku pulang. Aku nggak bilang ke temenku tadi kalau mau masuk lagi di jam 1 siang. Karena beneran udah nggak kuat, kepala berat, tubuh sangat dingin. Kebayang kalau mati saat itu, belum banyak amal ibadah yang aku bawa. T_T

Dan ternyata benar dugaanku, kalau aja menjelaskan ke temenku misalkan siang harinya aku ijin, mungkin dia juga bakalan minta ijin juga. Pasalnya sebelum aku rehat, aku sempatin WA temenku dan juga izin ke bos ku kalau siang harinya nggak bisa kerja karena sakit.

Terus, balasan temenku malah menyalahkanku. Tubuhku juga sakit, padahal tadi udah niat nggak masuk siang harinya, karena kamu ijin, yaudah aku masuk kerjanya.

Hmmhhh... seperti nada-nada cemburu misalkan temannya sakit. Ehh hehee. Padahal yang namanya sakit nggak enak. Tapi ini ada temannya ijin karena sakit malah pengen ijin juga, beh beh behhh,,,,

Ketahuilah, saat sakit, berarti nikmat sehat yang diberikan-Nya telah diambil, baik untuk sementara atau selamanya....

Recoverynya tidur lyfe
Jadi, saat nikmat sehat sudah kita terima, ya banyak-banyak bersyukur. Dikala orang lain harus bergelut dengan obat-obatan, selang infus, belum lagi sakit yang dirasakan di dalam tubuh, seperti kepala, atau badan yang ditusuk-tusuk, kamu harus mensyukuri apa yang sudah Dia berikan.

Dengan badan sehat, kepala sehat, ya walau sering kali harus mengalami ngilu karena berat dan beban yang diderita, setidaknya masih bisa beraktifitas. Mencari nafkah untuk keluarga, merawat anak, dan suami, tersenyum dan tertawa, hal-hal yang seperti itulah yang disyukuri.

Bukan di sesali karena merasa butuh istirahat dengan pilihan harus sakit terlebih dahulu untuk istirahat.

Padahal yang sakit aja pengen bisa sembuh dan kembali beraktifitas, lah ini yang sehat pengen sakit supaya bisa menikmati istirahat di rumah. Ya walaupun istirahatnya di rumah, tapi tersiksa karena beban penderitaan yang dirasakan.

Nah, karena kejadian tersebut, saat temanku seperti cemburu karena darah rendahku begitu malam harinya aku tensi, dia seperti ikut menganalisa mungkin aja dia juga darah rendah, makanya perlu tensi juga. Di situ aku sangat menyayangkan sikapnya.

Harusnya jangan bersikap demikian, padahal nikmat sehat itu mahal harganya. Karena kalau sakit, yang waktunya kerja nggak bisa kerja, waktunya bisa menyiapkan bekal untuk anak dan suami, terkendala, dan lain sebagainya, kok ini malah mau sakit.

Alhamdulillah setelah istirahat satu setengah hari, akhirnya bisa kembali beraktiftas seperti semula. Aku juga akan berhati-hati supaya tidak langsung darah rendah seperti kemarin, yang pagi hari udah tiduran, nggak kuat lihat layar hp. Alhasil aku matiin hpnya dibikin mode pesawat. Nontonin drakor bentar aja udah nggak kuat juga liat layarnya. Hhehee... yaudah puasa dyulu nontonin layar-layar itu. Nggak malam-malam buat mantengin oppa-oppa kuriya, dan jaga pola makan, selalu minum air putih, jangan kelamaan di depan komputer hehee. Dan banyak hal yang aku pelajari setelah istirahat kemarin.

Terima kasih untuk teman yang kasih toxic, setidaknya sikapnya bisa bikin aku terinspirasi untuk membuat postingan Ketika Nikmat Sehatmu Diambil  yang perdana di bulan Oktober ini. By the way terima kasih juga udah mampir ke blogspot aku ini, yah sobats. Jangan lupa feel free to drop your comments okay...

See you soon ~~~
Blessed
Khoirur Rohmah

9 komentar

Terima kasih sudah membaca dan berkunjung kemari.
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^
  1. n_n baik banget ya temennya mau berkorban ngalahi g jadi izin hhhhihii.

    BalasHapus
  2. Nikmat sehat memang harus disyukuri. Minggu lalu juga sempat tiba-tiba badan panas & lemes ga bisa beraktifitas. Begitu ke dokter darah rendah, radang, & kecapekan. Padahal ga ngerasa melakukan kegiatan ekstrim sebelumnya atau tanda2 sakit. Ternyata badan punya alarm tersendiri. 4 hari aktifitas dari kasur aja, dipaksain bisa karena sudah deadline. Kalau ditanya, ya ga mau juga sakit. Masih banyak tanggunggan. Hehe. Tapi, semoga menjadi penggugur dosa. Aamiin

    BalasHapus
  3. Kesehatan tuh emang nikmat Tuhan yang seringkali terlupakan ya sama manusia. Pas sehat suka seenaknya aja sama tubuh. Malas olahraga, makan sembarangan, dan lain sebagainya. Pas sakit baru deh kerasa gimana gak ngejaganya kita sama tubuh sehat yang diberikan Tuhan heu. Tamparan banget nih buat diri sendiri.

    BalasHapus
  4. Harus disyukuri ya nikmat sehat itu karna pas diambil itu rasanya ga enak banget. Ya siapa sih yg kepengen sakit kan kak.

    BalasHapus
  5. Kalau sehat terkadang kita memporsir kerja keras sampai lupa kalau badan juga punya batasan dan ngedrop. Semoga kejadin sakitnya tidak terulang lagi dan memperhatikan tubuh memberi tanda kalau sudah lemes. Kudu banget deh memperbaiki nutrisi jangan sampai abaikan tubuh yang melemah

    BalasHapus
  6. Tuh kan, nulis itu bisa jadi terapi. Daripada ngomel-ngomel kesel sendiri sama sikap temen, lebih baik ditulis gini ya, Rohmah. Hehe. Btw emang nikmat sehat itu sering baru kita rasakan setelah sakit diderita :)

    BalasHapus
  7. Kalau aku langsung terasa badan gak enak kalau mau drop. Itu aku langsung banyakin tidur dan minum air putih. Apalagi makan yang berkuah-kuah.

    BalasHapus
  8. Terkadang beberapa orang emang begitu kak selalu tidak menikmati hidup sehat.
    .
    Dan mulai sekarang kita harus mensyukurin keadaan yg kita terima sekarang dan jangan terlalu terforsir dengan kerjaan yg banyak

    BalasHapus
  9. Saat nikmat sehat di cabut sama Allah SWT,,, kerasa banget kesusahannya, semua pekerjaan terbengkalai, ga bisa makan, sampai tidur aja serba salah. Semoga kita selalu diberikan kesehatan yaa

    BalasHapus

Chingudeul